Masa depan sektor perbankan di kawasan Asia Tenggara menjadi pembahasan utama Temenos Regional Forum 2024. Ramki Ramakrishnan, Managing Director APAC Temenos, menyoroti pentingnya pendekatan berbasis kemitraan untuk mendukung klien di lebih dari 150 negara, termasuk Indonesia.
“Temenos hadir di kawasan ini tidak hanya untuk melayani perusahaan-perusahaan besar, tetapi juga untuk mendukung bank-bank digital baru yang berusaha tumbuh dan berinovasi di tengah perubahan cepat lanskap ekonomi,” ujar Ramki.
William Moroney, Chief Revenue Officer Temenos, menekankan bahwa kolaborasi dengan bank-bank global memungkinkan sektor jasa keuangan untuk memanfaatkan teknologi canggih seperti Generative AI, SaaS, dan solusi digital lainnya.
“Teknologi ini tidak hanya diharapkan meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga memberikan pengalaman pelanggan yang lebih baik dan personal,” jelas William.
Baca Juga: Menjawab Tantangan Industri Keuangan dan Perbankan di Era Digital
Sebagai contoh, Bank Syariah Indonesia (BSI) telah bermitra dengan Temenos untuk memperbarui sistem perbankan mereka. BSI kini beralih dari sistem tradisional ke model perbankan baru dengan arsitektur modern yang didukung oleh teknologi cloud dan layanan mikro. Langkah ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang BSI untuk menjadi salah satu bank Islam terbesar di dunia.
Dalam diskusi terkait tren dan peluang perbankan di ASEAN, yang dimoderatori oleh Foo Boon Ping dari The Asian Banker Global, tiga aspek utama yang akan membentuk masa depan perbankan di kawasan ini diidentifikasi: infrastruktur, industri, dan inovasi. Yosamartha dari Bank Indonesia menekankan pentingnya keamanan siber sebagai fondasi infrastruktur, peningkatan peran non-bank dalam industri, serta inovasi yang mendorong inklusi keuangan.
Sementara itu, Cormac Flanagan dari Temenos menjelaskan bagaimana platform perbankan Temenos mempersiapkan lembaga keuangan di ASEAN dan Asia Tenggara untuk masa depan dengan memanfaatkan teknologi AI.
“AI generatif diharapkan dapat mengubah cara bank beroperasi dengan meningkatkan pengambilan keputusan melalui analisis data yang cepat dan akurat,” ucapo Cormac.
Tantangan ekonomi dan geopolitik yang dihadapi kawasan ini juga menjadi sorotan. Raja Sangameshwar Veeravalli dari Temenos mencatat bahwa inflasi, suku bunga tinggi, dan ketidakpastian ekonomi menjadi hambatan utama bagi bisnis di Asia Tenggara.
Untuk mengatasi tantangan ini, Temenos mengembangkan solusi digital komprehensif, termasuk perangkat onboarding, layanan perbankan digital, dan Smart Banking Advisor yang didukung AI.
“Solusi-solusi ini dirancang untuk tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional tetapi juga mendukung pertumbuhan bisnis secara digital,” jelasnya.
Baca Juga: Berkat AI, Keuntungan Industri Perbankan Bakal Meningkat Hingga US$170 Miliar
Perubahan dalam lanskap ekonomi global juga mempengaruhi pembiayaan rantai pasokan, menuntut inovasi dan ketahanan digital dalam proses bisnis. Temenos menawarkan solusi yang mengintegrasikan aspek pemasok dan pembeli ke dalam platform terpadu, yang bertujuan untuk mengoptimalkan modal kerja dan likuiditas. Platform ini memungkinkan lembaga keuangan untuk menyederhanakan perjalanan pengguna dan meningkatkan fokus pada pelanggan melalui inovasi dalam perbankan korporat.
Cyrus Daruwala dari IDC menekankan bahwa transformasi digital merupakan kunci bagi lembaga keuangan di ASEAN, khususnya di Indonesia, untuk bertahan dan berkembang di tengah perubahan cepat dalam teknologi, perilaku pengguna, dan peraturan.
Dalam penutupan forum, para ahli setuju bahwa modernisasi sistem inti, pemanfaatan AI, dan manajemen data adalah langkah-langkah penting yang harus diambil untuk memastikan keberhasilan di masa depan.
Di Indonesia, perbankan digital diprediksi akan terus tumbuh, dengan mobile banking menjadi sarana utama untuk berbagai transaksi. Personalisasi layanan, yang disesuaikan dengan kebutuhan individu, akan menjadi tren utama seiring dengan peningkatan teknologi dan adaptasi terhadap tantangan global. Temenos Regional Forum 2024, dengan lebih dari 318 peserta dari berbagai lapisan industri perbankan, menunjukkan bahwa masa depan perbankan di Asia Tenggara dan Indonesia akan sangat bergantung pada inovasi teknologi, kemitraan strategis, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan global.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Advertisement