- Home
- /
- New Economy
- /
- CSR
Kebut Misi Membangun Indonesia dari Desa, Yayasan JHL Merah Putih Kasih Hadirkan Beasiswa Anak Petani Kelapa
Yayasan JHL Merah Putih Kasih (YMPK) menjalin kerja sama dengan para petani kelapa di Halmahera dan Manado melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU). Kerja sama ini berfokus pada bidang pendidikan sebagai salah satu upaya nyata untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat pedesaan, khususnya para petani kelapa.
Kerja sama hadir melalui pembangunan pabrik kelapa oleh YMPK di Halmahera dan Manado. Pabrik kelapa yang didirikan di kedua wilayah tersebut menghasilkan jutaan ton kelapa, yang kemudian diekspor ke berbagai negara, seperti China dan Malaysia. Sebagai bagian dari komitmen sosialnya, YMPK menyisihkan Rp50 dari setiap butir kelapa yang diekspor untuk mensubsidi biaya pendidikan anak-anak petani kelapa, mulai dari jenjang sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
“Jadi seluruh petani yang menyuplai kelapa ke kita, anaknya. Kami sudah MoU wajib menyekolahkan anak mereka sampai ke S1. Jadi dari hasil kelapa tersebut,” kata Ketua Dewan Pembina YMPK Jerry Hermawan Lo ditemui di Megamendung, Bogor Sabtu (21/9/2024).
Pembangunan pabrik di kedua wilayah ini tidak hanya berorientasi pada keuntungan bisnis, melainkan juga menekankan aspek sosial.
Salah satu tujuan utama dari program ini adalah membangun Indonesia dari desa, dengan memberikan perhatian khusus kepada petani dan kesejahteraan mereka. Salah satu cara mewujudkannya adalah dengan memberikan akses pendidikan kepada anak-anak petani, terutama di bidang pertanian.
“Itu yang saya katakan akan membangun Indonesia dari desa ke kota. Bukannya sekarang dari kota ke desa, nanti kita bikin lagi satu proses. Sehingga hasil ekspor itu duitnya memang benar ke kota. Tapi akan dikembalikan ke desa,” tambah Jerry.
Adapun luas lahan pertanian dan pabrik pengolahan kelapa yang dioperasikan di Halmahera dan Manado mencakup lebih dari 300 ribu hektare, dengan jumlah petani yang mencapai 6 juta orang. Selanjutnya, YMPK membeli kelapa dari petani dengan harga Rp2.000 per butir.
Sebelumnya, petani sering kali mengolah kelapa menjadi kopra yang memakan waktu lama dan memiliki nilai ekonomi rendah. Dengan adanya kerja sama ini, petani dapat menjual kelapa segar yang baru dipanen langsung kepada YMPK dengan harga yang lebih menguntungkan.
"Kami membayar kelapa segar yang baru dipetik dari pohon, dengan harga yang tiga kali lipat lebih tinggi dibandingkan jika petani memproduksi kopra. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi para petani kelapa," jelas Jerry.
Selain di Halmahera dan Manado, YMPK juga sedang mengembangkan perkebunan kelapa di Kalimantan Tengah dengan visi dan misi yang sama. Yayasan ini merancang perkebunan terpadu dengan infrastruktur yang memadai, seperti saluran air untuk memudahkan proses pengangkutan kelapa.
“Nanti kita bikin perkebunan terpadu. Perkebunan yang dirancang dari awal dengan saluran-saluran air sehingga kelapanya keluar gak usah pakai kerbau tadi. Tapi bisa pakai air. Mungkin juga nanti bisa lebih, lebih banyak,” tuntasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement