Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dukung Program B50, DPR Dorong Percepatan Peremajaan Sawit

Dukung Program B50, DPR Dorong Percepatan Peremajaan Sawit Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Komisi VII DPR RI mengapresiasi target pemerintah terpilih ke depan untuk mengembangkan biodiesel B50. Diketahui, B50 merupakan campuran solar dengan minyak sawit B50. Jadi, kandungan minyak kelapa sawit dalam bahan bakar tersebut bisa mencapai 50 persen.

Untuk menyongsong hal tersebut, maka perlu adanya peningkatan produktivitas kelapa sawit. Salah satu mekanisme yang didorong adalah replanting (peremajaan) sawit.

“Salah satu visi besar dan misi besar Pak Prabowo pada saat beliau nanti menjadi presiden, dilantik pasca tanggal 20 Oktober yaitu menaikkan dari B30 menjadi B40 dan B50. Salah satu solusinya adalah penanaman ulang (replanting). Karena kita nggak akan mungkin menuju ke B40 (atau) B50, (kalau) kita (tidak) mau mengubah ini menjadi produk turunan ini, kalau (kebijakan) di hulunya susah,” ungkap Maman Abdurrahman yang dikutip laman resmi DPR RI di Jakarta, Sabtu (21/9/2024).

Baca Juga: Teknologi Penginderaan Jarak Jauh Jadi Salah Satu Solusi Menjaga Produksi Kelapa Sawit

Wakil Ketua Komisi VII tersebut juga menekankan bahwa melalui replanting kebun kelapa sawit juga dapat menghindarkan Indonesia dari kelangkaan.

“Nah kita menjaga ini kelapa sawit. Indonesia adalah produsen kelapa sawit nomor 1 di dunia, tapi jangan sampai gara-gara kita salah tata kelola, kita menjadi importir kelapa sawit juga. Jadi ini kita jaga nih mumpung belum kejadian, kita cegah dari sekarang. Kita antisipasi bagaimana caranya agar tanam ulang ini bisa segera di lanjutin,” jelas Politisi Fraksi Partai Golkar ini.

Selain replanting, kata Maman, penggunaan teknologi ramah lingkungan juga perlu dilakukan dalam rangka mewujudkan biodiesel 50. “Saya meyakini itu menjadi kewajiban bagi setiap (pihak) baik itu pengusaha dan juga mungkin teman-teman petani untuk mendorong. Dari yang tadinya metode konvensional menjadi mekanisasi. Jadi ke arah teknologi ramah lingkungan. Alhamdulillah Pak Jokowi mampu mencari solusinya dengan mendorong B30, maka selanjutnya perlu dilanjutkan untuk menuju B50,” tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: