Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Proyeksikan Window Dressing November 2024, Begini Penjelasan Mirae Asset Sekuritas

Proyeksikan Window Dressing November 2024, Begini Penjelasan Mirae Asset Sekuritas Kredit Foto: Mirae Sekuritas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mirae Asset Sekuritas memperkirakan fenomena window dressing di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan terjadi pada November 2024 mendatang. Window dressing merupakan strategi yang diterapkan oleh perusahaan dan manajer investasi untuk menarik minat investor, dengan cara memperbaiki tampilan laporan atau kinerja keuangan serta portofolio bisnis yang dimiliki.

Martha Christina selaku Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas mengungkapkan, ada kemungkinan terjadinya window dressing, namun mengingat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah mengalami kenaikan yang cukup signifikan, sehingga kemungkinan window dressing tidak akan terlalu banyak terjadi.

"Dalam dua bulan ini IHSG masih berlari kencang, mungkin window dressingnya tidak terlalu banyak sebab kenaikan (IHSG) juga sudah cukup besar," kata Martha kepada wartawan di Jakarta, Selasa (23/9/2024).

Baca Juga: Hadirkan Layanan RDN, DBS Indonesia Gandeng Mirae Asset Bidik Satu Juta Investor Baru Pasar Modal

Lebih lanjut, Martha menyampaikan, window dressing akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya transisi pemerintahan, pemilihan kepala daerah (Pilkada) dan pemilihan presiden Amerika Serikat (Pilpres AS).

"Kalau memang market bergejolak, potensi window dressingnya ada. Kalau lancar atau ada guncangan tapi tidak terlalu lama, market itu konsisten dan IHSG konsisten di level yang tinggi, window dressingnya mungkin tidak akan terlalu besar," pungkasnya.

Selain itu, Martha memperkirakan pasar saham Indonesia akan membaik tahun depan dan akan menarik nasabah untuk terus berinvestasi dalam beberapa bulan mendatang. 

Sebelumnya, Mirae Asset Sekuritas memproyeksikan IHSG pada akhir 2024 akan mencapai 7.915, meningkat dari 7.585, didukung oleh arus masuk dana asing dan pemangkasan suku bunga acuan.

Dalam kesempatan berbeda, Head of Research & Chief Economist Mirae Asset, Rully Arya Wisnubroto, meyakini bahwa arus modal asing dan penurunan suku bunga The Fed akan mendukung enam sektor utama, yaitu perbankan, barang konsumsi nonsiklikal, barang konsumsi siklikal, farmasi, industri, dan telekomunikasi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cita Auliana
Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: