Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Prabowo Subianto Harap Swasembada yang Dulu Dicapai Indonesia dapat Terulang di Era Kini

Prabowo Subianto Harap Swasembada yang Dulu Dicapai Indonesia dapat Terulang di Era Kini Pembinaan Penyuluh Pertanian dan Petani serta Food Estate Partisipatif Provinsi Jawa Barat untuk Mendukung Peningkatan Produksi Padi dan Jagung Nasional di Sumedang, Selasa (30/1/2024) | Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kinerja Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam mentransformasi pertanian tradisional ke pertanian modern diapresiasi oleh presiden terpilih Pemilu 2024, Prabowo Subianto. Hal tersebut dituturkan oleh Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Hasjim Djojohadikusumo.

“Saya bisa bersaksi kalau Pak Amran, Pak Menteri ini adalah paling disayangi Pak Prabowo Subianto saat ini, paling disayangi dan akan lebih banyak disayangi nanti kalau kita jadi pengekspor pangan, Pak Amran. Ini program luar biasa, itu dengan teknologi dan lain-lain luar biasa,” ujar Hasjim, dalam keterangannya, Selasa (1/10/2024).

Hasjim menjelaskan bahwa Indonesia pernah mengukir sejarah manis ketika Orde Baru yakni berhasil mencapai swasembada pangan pada kala itu. Hasjim pun memprediksi bahwa capaian tersebut akan terulang kembali di masa pemerintahan yang akan datang.

Baca Juga: Dukung Ketahanan Pangan, Pupuk Indonesia Berdayakan Masyarakat Desa Karangpatihan

“Di tahun 1985, Indonesia eksportir beras, antara lain ke Vietnam. Indonesia membantu negara itu dengan ratusan ribu ton beras. Tahun 1985, tahun 1986, Vietnam mau kembalikan pinjaman beras. Indonesia kelebihan beras, Bulog itu kemudian penuh dengan beras. So, nanti kalau Indonesia kelebihan beras, Pak, saya menawarkan jasa saya ke Bapak, kita ekspor ke negara-negara lain,” ungkapnya.

Dirinya mengakui bahwa waktu itu dia merupakan pelaku ekspor yang memasok beras nasional ke berbagai negara. Hasjim, sebagai pengusaha, mengaku bangga lantaran negaranya berhasil mencapai swasembada.

“Waktu itu saya punya gaya. Kalau Indonesia tidak perlu beras, Indonesia jual ke negara lain. Saya waktu itu pelakunya, Pak. Saya jual beras ke negara tetangga, namanya Filipina dan kita dibayar, dan uang itu saya bayar ke Bulog waktu itu. Saya berbangga waktu itu, pengusaha Indonesia ikut perdagangan internasional. Kita jual beras Indonesia dari Vietnam, kita jual ke Filipina, uang kita kembalikan, saya bayar kembali ke Pak Bustanil Arifin (mantan Kepala Bulog) waktu itu, Pak, itu pengalaman, Pak,” ucap Hasjim.

Perihal tersebut, Amran mengajak kepada para pengusaha Tionghoa untuk mensukseskan berbagai program pemerintah yang berkaitan dengan sektor pangan. Misalnya adalah cluster pertanian modern, program cetak sawah 3 juta hektare, hingga penguatan makan bergizi gratis yang merupakan program andalan dari Prabowo Subianto.

Baca Juga: Tekad Pramono Anung Tambah Lapangan Kerja di Jakarta, Ini Dia Gagasannya

Amran mengklaim jika program tersebut merupakan program masa depan bangsa untuk menjadikan Indonesia sebagai negara superpower di dunia, khususnya dalam bidang pangan dan pertanian.

“Khusus cetak sawah, kalau ini kita lakukan maka hasilnya sudah pasti akan kelihatan. Bapak Ibu perkalian sederhana kalau 3 juta jadi kenyataan produksi 5 ton saja apalagi 10 ton per hektare hasilnya 30 juta ton. Dan kalau itu bisa kita lakukan kita bisa ekspor 4 sampai 5 juta ton,” jelas Amran.

Atas hal tersebut, pihaknya mengaku jika saat ini sudah mulai bekerja di lapangan khususnya wilayah Merauke Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat, pemerintah membangun cluster pertanian modern yang sejajar dengan negara maju.

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: