Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Strategi Kementan Jaga Stabilitas Pasokan dan Harga Ayam

Strategi Kementan Jaga Stabilitas Pasokan dan Harga Ayam Pedagang membersihkan daging ayam di Pasar Induk Rau Kota Serang, Banten, Jumat (19/5/2023). Menurut pedagang, harga daging ayam broiler naik sejak tiga hari lalu dari Rp33 ribu menjadi Rp38 ribu per kilogram akibat naiknya permintaan sementara pasokan tidak bertambah. | Kredit Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Pertanian (Kementan) berupaya untuk terus menjaga stabilitas pasokan dan harga ayam di tingkat peternak. Hal itu dilakukan melalui upaya pengendalian produksi serta distribusi yang tepat guna untuk mendukung kesejahteraan peternak dan stabilitas pasar.

"Salah satu persoalan pokok perunggasan adalah fluktuasi harga dan hal ini menjadi konsen pemerintah untuk lakukan stabilisasi dengan mengkonsolidasikan pelaku usaha dan asosiasi perunggasan," kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Agung Suganda di Jakarta, Jumat, (11/10/2024).

Baca Juga: Jaga Keseimbangan, Kementan dan Polri Stabilkan Harga Ayam Hidup

Agung menyampaikan hal tersebut di berbagai forum rapat yang digelar oleh Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementan sejak awal September 2024 lalu dengan menghadirkan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Satgas Pangan Polri, Kemenko Bidang Perekonomian, perusahaan budidaya ayam ras, serta berbagai asosiasi perunggasan lainnya.

Sinergi antara pelaku usaha perunggasan dan pemerintah, kata Agung, berhasil menjaga stabilitas pasar sekaligus melindungi keberlanjutan usaha peternak mandiri.

"Kebijakan ini penting untuk menyeimbangkan pasar dan memastikan bahwa peternak, terutama yang mandiri, tetap terlindungi dari fluktuasi harga,” ujar Agung.

Agung mengklaim jika pihaknya telah menuai hasilnya. Yang mana harga ayam hidup tingkat peternak lebih tinggi dari harga pokok produksi (HPP) sehingga peternak mendapatkan margin keuntungan yang wajar.

Baca Juga: Tambang Ilegal, Bahlil: Sampai Ayam Tumbuh Gigi Tidak Selesai

Selain itu, Kementan juga optimis bahwa dengan tren positif ini, harga ayam hidup akan stabil dan terus terjaga. Sehingga, pada gilirannya nanti dapat meningkatkan kontribusi sektor perunggasan terhadap ketahanan pangan nasional.

"Pemantauan intensif akan terus dilakukan untuk memastikan kepatuhan seluruh pihak terhadap kebijakan ini, termasuk penegakan sanksi bagi yang melanggar," jelasnya.

Berdasarkan data dari Garda Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN), sejak awal Oktober 2024 lalu, harga harga livebird untuk ukuran 1,6-2,0 kg mengalami peningkatan bertahap.

Baca Juga: Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat Berdayakan Kelompok Wanita Tani Lewat Budidaya Bayam

Pada 1 Oktober, harga ayam hidup berada di kisaran Rp15.500-Rp16.000, kemudian bergerak naik hingga mencapai Rp20.500-Rp 21.000 per kilogram pada 9 Oktober.

Dalam keterangannya, Sekretaris Jenderal GOPAN, Sugeng Wahyudi, turut menyebut bahwa kondisi harga ayam hidup saat ini menyentuh level HPP yang memberikan keuntungan bagi para peternak.

"Harga ayam hidup kini mencapai Rp20.500 per kilogram. Ini adalah hasil dari upaya bersama agar harga segera naik,"'kata Sugeng.

Sugeng juga menekankan pentingnya kolaborasi lapangan yang terus berlangsung.

Baca Juga: Tunjang Program Susu Gratis Prabowo, Kementan Boyong Investor dari Vietnam

"Koordinasi di lapangan terus berjalan, dan kami rutin mengikuti rapat evaluasi yang diinisiasi Kementan melalui PKH," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: