Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta kembali menghadirkan ajang dari Festival Payung Indonesia. Mengangkat tema "Payung Catra Wastra" sebagai wujud sinergi antara seni payung dan kain tradisional, pihaknya terus memperkuat identitas budaya dari Surakarta.
Wali Kota Surakarta, Teguh Prakosa menekankan pentingnya festival ini sebagai motor penggerak perekonomian kreatif di Surakarta. Ia optimis festival ini dapat mendongkrak ekonomi dari masayrakat.
Baca Juga: SIPA 2024: Perkuat Hubungan Internasional dengan Kekayaan Budaya di Solo
"Melalui festival ini, kita bisa menunjukkan bagaimana budaya dapat menjadi basis ekonomi kreatif dan aset wisata yang bernilai tinggi bagi masyarakat Surakarta. Semoga festival ini dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat baik dari segi budaya, ekonomi maupun sosial," ujar Teguh dilansir Senin (14/10).
Adapun Direktur Festival Payung Indonesia Heru Mataya turut menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh pihak yang berkontribusi dalam penyelenggaraan festival ini.
"Di tahun ini kurang lebih 1500 seniman dari 35 kota di Indonesia ikut berpartisipasi. Animo pengunjungnya juga sangat luar biasa. Semoga dengan adanya festival ini masyarakat jadi tahu bahwa payung dan wastra memiliki keterkaitan," kata Heru.
Festival Payung Indonesia memang telah dikenal sebagai ajang yang memadukan keindahan payung dengan kain tradisional dari seluruh Indonesia. Pada tahun ini, festival diisi dengan 87 pertunjukan seni, mulai dari tari, musik, hingga fashion show, yang melibatkan seniman dari 34 kabupaten dan kota di Indonesia.
Selain pertunjukan seni, festival ini juga menawarkan pengalaman kuliner yang kaya melalui pasar kuliner hijau, di mana pengunjung bisa menikmati berbagai makanan dan minuman tradisional. Ada pula pameran UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah), yang menjadi ajang promosi produk lokal dan sekaligus memperkuat ekonomi masyarakat setempat.
Baca Juga: Laris Manis, UMKM Solo Optimis Bangkit Pasca PEPARNAS
Festival ini tidak hanya merayakan budaya lokal, tetapi juga menunjukkan bagaimana warisan tradisi dapat menjadi kekuatan ekonomi dan daya tarik pariwisata yang berkelanjutan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement