Dunia Geram dan Alami Defisit Suplai Konsentrat Tembaga Pasca RI Hentikan Ekspor
Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID, Dilo Seno Widagdo mengatakan dunia marah akibat RI menghentikan ekspor konsentrat tembaga. Bahkan beberapa perusahaan tutup imbas kebijakan tersebut.
"Copper concentrate ini kita ekspor ada ke Jepang, ada ke Spanyol. Jadi dengan ditutupnya keran ekspor ini, kemarin yang di Spanyol pun sudah mulai marah-marah sama kita. Artinya pabriknya mereka akan tutup," ujar Dilo di Sarinah Jakarta, Selasa (15/10/2024).
Dikabarkan beberapa perusahaan dunia kini mencari bahan baku konsentrat tembaga dari negara lain seperti Kanada. Dilo melanjutkan bahwa saat ini serapan lokal konsentrat tembaga RI sudah datang dari dua perusahaan diantaranya, Indonesia Battery Corporation (IBC).
”Yang terakhir kemarin kita baru tandatangan MOU melalui IBC untuk bekerjasama membangun copper foil. Itu nyerap copper cathode, jadi copper cathode-nya nanti dibuatin jadi copper foil. Sudah ada dua kapasitasnya, yang sebelumnya, report juga, sudah tanda tangan 200 ribu sama 100 ribu (jadi) 300 ribu (ton),” lanjut Dilo.
Dilo melanjutkan bahwa serapan 300 ribu ton copper cathode atau katoda tembaga dalam negeri itu bakal menyerap investasi sekitar hampir USD1,5-2 miliar dolar.
Saat ini pihaknya juga telah mengadvokasi ke Pemerintah agar komponen tembaga yang terdapat dalam produk elektronik luar negeri juga dapat diproduksi dalam negeri.
Baca Juga: Dukungan MIND ID Bawa Atletik Indonesia Ukir Prestasi di Kancah Global
"Kita harus juga memproteksi pasar dalam negeri. Teman-teman, kalau beli AC sudah sama pipa tembaganya ya? Itu artinya diimpor. Diimpor dengan tidak bayar bayar masuk. Nah ini kita sudah memberikan advokasi bahwa untuk membuat turbing-turbing untuk AC apa segala macam seharusnya bisa dilakukan oleh industriawan dalam negeri," ucap Dilo.
Dengan adanya pelarangan ekspor konsentrat tembaga dan adanya proses hilirisasi diketahui juga saat ini harga dunia melambung tinggi untuk produk tersebut.
London Metal Exchange (LME) mencatat terdapat defisit gap cukup tinggi dari sisi suplai untuk konsentrat tembaga.
"Bahkan kalau gap demand supply ini terus defisit, ini harga copper yang sekarang USD9.500 (per Ton) mungkin bisa tembus USD10.000 (per Ton). Jadi memang demand-nya sekarang lagi besar, supply-nya terbatas," tutp Dilo.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement