Selain itu, ketergantungan pada komoditas yang harganya fluktuatif, seperti nikel dan batubara, menempatkan ekonomi Indonesia dalam posisi rentan terhadap pengaruh eksternal. Bhima juga mengingatkan bahwa ekonomi ekstraktif tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga berdampak buruk terhadap kesehatan masyarakat yang tinggal di daerah tersebut.
Baca Juga: Ekonomi RI Tumbuh Diatas 5% di Triwulan III 2024, Ini Dia Penopangnya
Adapun Pengamat Ekonomi, Harryadin Mahardika menjelaskan dilema yang dihadapi Indonesia dalam memilih model ekonomi yang tepat. Di satu sisi, Indonesia ingin mendorong industrialisasi, tetapi menghadapi tantangan besar karena tertinggal dari negara-negara seperti Cina, India, dan Vietnam dalam hal efisiensi industri.
Menurut Harryadin, strategi pemerintah saat ini lebih fokus pada ekstraksi sumber daya dan hilirisasi, sebuah pendekatan pragmatis yang diambil oleh pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).
Baca Juga: Perlindungan dan Pengembangan Pantura Jawa, Urat Nadi Ekonomi Sumbang 20 Persen PDB Indonesia
Namun, meskipun langkah ini realistis dalam jangka pendek, ia menilai kebijakan ekonomi yang ada saat ini belum berhasil mendistribusikan kekayaan secara merata kepada masyarakat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Aldi Ginastiar
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement