- Home
- /
- EkBis
- /
- Infrastruktur
Tak Hanya Whoosh di Jakarta-Bandung, Pemerintahan Jokowi Juga Wariskan LRT di Sumatra
Sejarah baru tercatat ketika Presiden Joko Widodo meresmikan operasional Kereta Cepat Whoosh Jakarta-Bandung yang menjadi kereta cepat pertama di Asia Tenggara. Setelah resmi beroperasi pada 2 Oktober 2023, saat ini Kereta Cepat Whoosh sudah bisa dinikmati masyarakat umum.
Kereta Cepat Whoosh bukanlah satu-satunya proyek transportasi kereta yang dibangun di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi. Hingga tahun 2024, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan bahwa pemerintah telah membangun jalur kereta api sepanjang 1.731 kilometer di 55 lokasi yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
Pembangunan sarana transportasi kereta api oleh Pemerintahan Jokowi pun tidak hanya dilakukan di Pulau Jawa, melainkan mulai merata di beberapa lokasi di Tanah Air. Salah satunya adalah pembangunan Light Rail Transit atau Lintas Rel Terpadu (LRT) Sumatra Selatan.
LRT Sumatra Selatan merupakan LRT pertama di luar Pulau Jawa yang dibangun sekaligus untuk menyukseskan Asian Games 2018. Perpres yang mengatur pembangunan fasilitas ini ditandatangani oleh Presiden Jokowi pada tahun 2015 dan akhirnya selesai dibangun pada 2018.
Setelah suksesnya ajang Asian Games 2018, LRT tetap beroperasi dan menjadi moda transportasi kebanggan masyarakat Palembang.
Berdasarkan data Balai Pengelola Kereta Ringan Sumsel, sejak pertama kali dioperasikan pada 2018, pengguna LRT Sumatra Selatan terus mengalami pertumbuhan. Jumlah penumpang selalu meningkat rata-rata 20-30 persen per tahun. Data arus penumpang pada tahun 2022 mencatat bahwa ada 3 juta penumpang dan tembus 4 juta penumpang pada akhir 2023.
Banyaknya masyarakat di Palembang yang menggunakan LRT sebagai alat transportasi utama tentu bukan tanpa alasan. Moda transportasi ini dirasa lebih cepat dan murah bagi masyarakat yang memiliki rutinitas di Kota Palembang. Hal ini pun terbukti dari meningkatnya penumpang LRT dari tahun ke tahun.
Di awal peresmiannya, penumpang LRT hanya dikenakan biaya tiket sebesar Rp5.000 hingga Rp10.000. Ketika itu, LRT dapat menempuh jarak Lebih dari 24,5 Km dalam waktu 60 menit. Setelah itu, waktu tempuh semakin dioptimalkan hingga hanya selama 17 menit.
Suwani, seorang mahasiswa di Palembang, mengungkapkan lebih memilih naik LRT karena biayanya murah dan lebih cepat. “LRT ini ada baiknya diperbanyak stasiun-stasiunnya, terutama jangan hanya di kota, tapi juga di pelosok-pelosok Palembang,” ungkapnya.
Baca Juga: (Infografis) Jadi Satelit Terbesar di Asia, SATRIA-1 Dibangun Pemerintahan Jokowi untuk Wilayah 3T
Lebih dari itu, LRT diakui oleh Gubernur Sumatra Selatan 2008-2018 sebagai alat transportasi yang lebih aman dan dapat mengurai kemacetan bagi Kota Palembang dan Sumatra Selatan secara umum.
“Dengan adanya jalur kereta api ringan itu, kepadatan arus lalu lintas akan berkurang,” kata Gubernur Alex Noerdin, di Palembang, Senin (2/10/2017). Menurutnya, Palembang akan menjadi kota yang aman dengan adanya kereta listrik tersebut, sebab penumpang dapat dipantau.
Dari sisi ekonomi, LRT dibangun oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk menunjang dan meningkatkan aktivitas produktif di Bumi Sriwijaya. Seperti yang diungkapkan oleh Menteri Perhubungan ketika itu, Budi Karya Sumadi, pada 11 Februari 2019, LRT Bermanfaat untuk mengurangi kemacetan, meningkatkan nilai tanah, membangun prestise kota, hingga meningkatkan pendapatan daerah sehingga memantik potensi lain.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement