Direktur Perencanaan dan Pengelolaan Dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Kabul Wijayanto, mengimbau generasi muda untuk mengenal sawit secara lebih objektif serta menghindari informasi yang tidak benar terhadap komoditas perkebunan itu.
Menurut Kabul, generasi muda memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberdayaan serta pengembangan sawit berkelanjutan di Indonesia.
Berdasarkan keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu, (23/10/2024), Kabul menjelaskan bahwa kondisi yang perlu diperhatikan yakni penyebaran informasi mengenai kelapa sawit yang tidak didasarkan pada fakta objektif di lingkungan pendidikan.
Baca Juga: Optimalkan Tata Kelola, Prabowo Diminta Segera Hadirkan Badan Sawit Nasional
"Dampak dari penyebaran isu ini sangat besar karena terjadi dalam dunia pendidikan yang dikhawatirkan dapat dianggap sebagai kebenaran umum oleh peserta didik, yang merupakan generasi muda Indonesia," kata Kabul, Rabu (23/10/2024).
Kabul menjelaskan bahwa tujuan promosi kelapa sawit sehingga tercapai secara optimal adalah penyampaian informasi positif tentang kelapa sawit yang secara terstruktur, terarah, serta spesifik.
"Generasi Z merupakan generasi dominan di Indonesia saat ini. Oleh karena itu, upaya untuk menangkal isu negatif tentang kelapa sawit di lingkungan pendidikan menjadi sangat penting," ungkapnya.
Adapun salah satu upaya yang dilakukan oleh BPDPKS dalam menangkal kampanye negatif atau hitam terhadap sawit di kalangan generasi muda, khususnya di lingkungan pendidikan, adalah melakukan edukasi tentang fakta objektif kelapa sawit di universitas melalui GenSawit Kota Makassar tahun 2024.
Kegiatan yang bertajuk “Peran Kelapa Sawit Bagi Indonesia” tersebut diselenggarakan pada 17 Oktober 2024 dan diikuti oleh sekitar 280 mahasiswa dari 17 kampus di kota tersebut.
Baca Juga: BPDPKS Luncurkan Sawitflix: Solusi Edukasi Pekebun Sawit Raih ISPO
BPDPKS pun memilih Kota Makassar sebagai kota kelima di tahun ini dalam penyelenggaraan kegiatan GenSawit.
“Harapan kami semoga anak muda atau milenial dapat terlibat dalam pengembangan sawit, agar petani kelapa sawit juga meningkat khususnya di bidang pertanian itu sendiri," ujar Kabul yang juga Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Kemitraan BPDPKS itu.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Guru Besar Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University, Yanto Santosa menilai bahwa komoditas sawit dituding lebih keras menjadi penyebab dari terjadinya deforestasi.
Dari seluruh komoditas nonmigas di Indonesia bahkan di dunia, katanya pula, sawit akan tetap menjadi komoditas unggul di tanah air, karena turunan dari pengolahan sawit sangat banyak dan sangat memiliki manfaat bagi masyarakat.
Hal itu, imbuhnya, menjadi penyebab kelapa sawit selalu mendapatkan tudingan-tudingan negatif agar citra sawit tersebut tidak baik di mata dunia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement