Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Wamentan Jalankan Tracing Pohon Induk Kelapa Sawit Demi Jaga Produktivitas

Wamentan Jalankan Tracing Pohon Induk Kelapa Sawit Demi Jaga Produktivitas Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Pertanian (Kementan) mengaku menerapkan teknologi yang dapat mendeteksi (tracing) pohon induk kelapa sawit. Tujuannya agar tetap menjaga kualitas benih yang ditanam sehingga produktivitas industri sawit di Indonesia tetap terjaga stabil.

Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono, di Bali pada Kamis (7/11/2024). Dia menyebut bahwa teknologi itu bisa dimanfaatkan pihaknya sebelum benih sawit mulai disemai supaya para pelaku industri bisa mengetahui kualitas buah yang dihasilkan nantinya.

Baca Juga: Wujudkan Swasembada Pangan, Sudaryono Minta Industri Sawit Lakukan Sistem Tumpang Sari

"Ini kita sedang mencoba bagaimana kita manfaatkan. Jadi, sebelum benihnya disemai, sebelum jadi kecambah itu sudah dicek dulu," kata Wamentan, Kamis (7/11/2024).

Pihaknya, melalui teknologi tersebut juga bakal menerapkan standarisasi serta sertifikasi benih sawit yang berkualitas dengan salah satu laboratorium yang dimiliki di Medan.

Hal tersebut dilakukan sebagai upaya penelitian serta pengembangan untuk menghasilkan varietas kelapa sawit tahan penyakit dan bisa berproduksi tinggi alias tahan terhadap ganoderma yang selama ini jadi momok menakutkan bagi para pelaku di industri sawit, khususnya para petani.

"Memang sekarang sudah terstandar dan tersertifikasi, cuma banyak oknum yang menjual standar palsu," ujarnya.

Untuk mewujudkan kebijakan tersebut, Wamentan mengaku jika pihaknya bakal berkolaborasi dengan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) agar kebijakan tersebut bisa terealisasi dengan baik di lapangan.

Selain itu, dia juga berkomitmen untuk meningkatkan kualitas kelapa sawit di level petani. Caranya adalah dengan memberikan bantuan teknis serta pelatihan guna memastikan produktivitas para petani kecil.

Untuk diketahui, Sudaryono juga menyinggung perihal produksi minyak sawit alias crude palm oil (CPO) Indonesia pada tahun 2023 yakni sebesar 47,08 juta ton. Yang mana, 10,2 juta tonnya digunakan untuk memenuhi konsumsi dalam negeri untuk pangan, 2,3 juta ton untuk industri oleokimia, 10,6 juta ton untuk biodiesel, dan 23,98 juta ton untuk ekspor.

Baca Juga: GAPKI Siap Bersinergi untuk Hadapi Berbagai Tantangan Industri Sawit

Industri kelapa sawit sendiri tidak hanya menjadi sumber utama pendapatan nasional, tetapi juga menyediakan lapangan pekerjaan bagi lebih dari 16 juta orang yang bekerja di industri tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: