Sementara itu, pada Oktober 2024, nilai impor Indonesia tercatat sebesar USD 21,94 miliar atau naik 16,54 persen dibandingkan September 2024 (MoM). Secara tahunan, nilai ini naik 17,49 persen dibandingkan Oktober 2023 (YoY). Peningkatan impor di Oktober 2024 didorong oleh kenaikan impor nonmigas sebesar 12,13 persen dan sektor migas sebesar 44,98 persen (MoM).
Mendag Budi memaparkan, pada Oktober 2024, seluruh impor golongan penggunaan barang meningkat signifikan. Impor bahan baku/penolong naik paling tinggi sebesar 18,49 persen, diikuti barang modal yang tercatat naik sebesar 12,55 persen, dan barang konsumsi 10,02 persen (MoM).
Bahan baku/penolong yang impornya naik signifikan, antara lain, gandum, bijih besi, kondensat, pupuk, dan batu bara antrasit.
Kemudian, impor barang modal yang naik adalah generator sinyal; bus, minibus, dan motorcoach; modul kompresi gas; mesin Cold Rolling Mills (CRM); dan aparatus radio kendali jarak jauh. Lalu, impor barang konsumsi yang juga naik adalah kentang sebagai bahan baku keripik, senjata militer, mobil van, kopi instan, dan mobil listrik.
Mendag Budi mencatat, dilihat dari komoditasnya, beberapa produk impor nonmigas dengan peningkatan tertinggi secara bulanan pada Oktober 2024 ini, antara lain, gula dan kembang gula (HS 17) sebesar 55,25 persen; logam mulia, perhiasan/permata (HS 71) 51,52 persen; ampas/sisa industri makanan (HS 23) 49,60 persen; serealia (HS 10) 40,69 persen; dan pupuk (HS 31) 35,28 persen (MoM).
Sebaliknya, produk nonmigas dengan penurunan impor terdalam di antaranya adalah biji dan buah mengandung minyak (HS 12) turun sebesar 18,67 persen, kain rajutan (HS 60) turun 6,21 persen, aluminium dan barang daripadanya (HS 76) turun 5,63 persen, pulp dari kayu (HS 47) turun 5,61 persen, serta mesin dan peralatan mekanis (HS 84) turun 2,09 persen.
Berdasarkan negara asal, impor nonmigas Indonesia didominasi dari Tiongkok, Jepang, dan Singapura dengan nilai sebesar USD 9,02 miliar dan pangsa sebesar 49,37 persen dari impor nonmigas Indonesia pada Oktober 2024. Sementara itu, negara asal impor nonmigas dengan peningkatan nilai impor terbesar pada Oktober 2024 adalah Selandia Baru sebesar 248,82 persen, diikuti Myanmar 215,46 persen, Rusia 89,06 persen, Ukraina 85,61 persen, dan Persatuan Emirat Arab 70,35 persen (MoM).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement