Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Raih Skor Sempurna, Hermes Jadi Perusahaan Fashion Paling Inovatif

Raih Skor Sempurna, Hermes Jadi Perusahaan Fashion Paling Inovatif Store Hermes di 10 Chater Rd, Central, Hong Kong | Kredit Foto: Unsplash/ Modern Affliction
Warta Ekonomi, Jakarta -

Hermès dinobatkan sebagai perusahaan fashion paling inovatif dan memiliki kesiapan masa depan. Penilaian ini berdasarkan hasil riset tahunan Future Readiness Indicator (FRI) 2024 yang diluncurkan oleh IMD Center for Future Readiness. 

“Merek-merek kelas atas semakin memperkuat genggaman mereka di peringkat puncak dan merek fast-fashion tengah memperbarui strategi. Sayangnya, Nike mesti tergusur dari peringkat puncak akibat salah kebijakan,” jelas Howard Yu, Direktur IMD Center for Future Readiness.

Baca Juga: Dukung Ekosistem Keberlanjutan, Zalora Berkolaborasi Hadirkan Fashion Swap Party

Berikut daftar 10 besar perusahaan fashion terinovatif berdasarkan IMD FRI 2024:

  1. Hermès (100)
  2. LVMH (97,5)
  3. Inditex (induk Zara, dll) (91,9)
  4. Nike (86,2)
  5. Lululemon (68)
  6. Kering (induk YSL, Gucci, dll) (65,7)
  7. Richemont (induk Montblanc dll) (65.5)
  8. Prada (64.1)
  9. Zalando (57.2)
  10. Adidas (56,8)

Hermès, LVMH, dan Zara berhasil menempati posisi teratas lantaran mampu melakukan relevansi kultural dengan konsumen ketika melakukan ekspansi pasar global. Sebagai contoh, mereka melakukan relevansi budaya dengan mempererat kemitraan lokal, pemanfaatan teknologi, dan media sosial.

Ketiganya digunakan bukan hanya untuk promosi, tapi juga untuk menjalin kedekatan budaya dengan konsumen setempat. Strategi ini membuahkan hasil yang lebih baik ketimbang strategi perusahaan mode lain yang lebih mengutamakan pertumbuhan yang cepat.

Selain menggabungkan relevansi budaya dan integrasi digital, Zara punya strategi lain. Keberhasilan perusahaan asal Spanyol ini disokong oleh strategi untuk terus mengikuti preferensi pelanggan, efisiensi kecepatan siklus produksi, dan menjaga keandalan toko offline dan online mereka.

Lebih lanjut, Yu menjelaskan kunci keberhasilan di industri mode pada 2025 terletak pada kemampuan perusahaan menyelaraskan konsumen, budaya dan produk. Kesuksesan di industri fashion bukan lagi hanya tergantung pada keunggulan operasional, disiplin finansial, atau sekedar menjadi “berbeda”.

Perusahaan peringkat atas seperti Hermès, LVMH, dan Zara menunjukkan mereka melakukan sesuatu yang “beda”, tapi sambil tetap menjaga relevansi dengan budaya setempat. Adapun tujuh poin kunci sukses menjaga inovasi dan kesiapan masa depan perusahaan di industri fashion yaitu:

  • Relevansi budaya: Hermès, LVMH, dan Zara berhasil memanfaatkan teknologi agar bisa lebih terkoneksi secara budaya dengan pelanggan.
  • Inovasi: LVMH dan Hermès menunjukkan inovasi jangka panjang bisa dilakukan tanpa mengorbankan stabilitas keuangan. Nike juga menjadi contoh implementasi inovasi harus tetap mempertimbangkan hubungan baik dengan mitra ritel tradisional.
  • Diversifikasi: Perusahaan-perusahaan fashion yang paling sukses melakukan diversifikasi produk, pasar, saluran distribusi, poin harga, dan segmen konsumen mereka.
  • AI dan teknologi: AI bisa digunakan mulai dari proses desain, hingga mencoba produk secara virtual dengan augmented reality.
  • Kelestarian (sustainability): Konsumen yang sadar lingkungan makin berkembang, untuk itu industri mode perlu ambil bagian menjaga kelestarian.
  • Perubahan perilaku konsumen dan pola belanja: konsumen makin suka berbelanja online dan membeli pakaian multifungsi yang bisa digunakan dengan berbagai model dan untuk berbagai keperluan acara.
  • Evolusi model bisnis: Pemanfaatan data perlu dilakukan agar pengambilan keputusan dan perencanaan strategis lebih sesuai kebutuhan konsumen. Apalagi saat ini konsumen makin senang pengalaman belanja offline dan online yang terintegrasi.  

Baca Juga: Brand Fashion Indonesia Lebarkan Bisnis ke Belanda

Riset FRI dilakukan untuk menilai kemampuan suatu perusahaan untuk mengantisipasi dan beradaptasi terhadap perubahan eksternal untuk menjaga pertumbuhan usaha lewat inovasi dan adaptasi.

Pemeringkatan dalam FRI diukur berdasarkan faktor-faktor seperti fundamental keuangan, penelitian dan pengembangan, inovasi, ekspektasi investor terhadap pertumbuhan masa depan, keragaman bisnis dan karyawan, serta pengelolaan kas dan utang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: