Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tekanan Asing Buat IHSG Lesu, Saham TINS dan RAJA Jadi Peluang Emas!

Tekanan Asing Buat IHSG Lesu, Saham TINS dan RAJA Jadi Peluang Emas! Pekerja memotret layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (9/5/2022). IHSG ditutup melemah 4,42 persen atau 319,16 poin ke level 6.909,75 pada perdagangan bursa saham hari pertama usai libur Lebaran 2022. | Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,95% ke level 7.046 pada perdagangan perdana Desember 2024, terbebani aksi jual investor asing di saham sektor keuangan. 

Saham unggulan seperti BBRI, BMRI, dan BBCA menjadi penekan utama, dengan net sell asing mencapai Rp1,26 triliun di pasar reguler.

“Indeks diperkirakan bergerak konsolidasi dengan rentang 7.033 hingga 7.115 pada Selasa (3/12). Support krusial berada di level 7.000,” tulis tim riset Mirae Asset Sekuritas dalam laporannya.

Baca Juga: Tekanan Masih Hantui IHSG! Saham PGAS Hingga JPFA Bisa Jadi Pilihan

Di tengah tekanan, saham-saham di sektor teknologi Amerika Serikat justru mencatat pergerakan bervariasi. Nasdaq naik 0,97%, sementara Dow Jones terkoreksi 0,29%, mencerminkan optimisme selektif pasar terhadap laporan ekonomi yang dijadwalkan pekan ini.

Mirae Asset memberikan rekomendasi saham berbasis analisis teknikal untuk membantu investor mengoptimalkan portofolio:

  1. TINS: Buy on weakness dengan target harga Rp1.360 (+30,14%) dan cut loss di Rp1.000.
  2. BRIS: Buy on weakness dengan target harga Rp3.000 (+5,63%) dan cut loss di Rp2.750.
  3. RAJA: Buy on weakness dengan target harga Rp2.370 (+17,91%) dan cut loss di Rp1.950.

“Peluang rebound pada saham TINS cukup besar dengan target kenaikan 30% jika support Rp1.020 bertahan,” ujar Mirae Asset dalam laporan teknikalnya.

Sementara itu, pemerintah memperpanjang aturan penempatan devisa hasil ekspor (DHE) dari sektor sumber daya alam, termasuk mineral dan perkebunan. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut kebijakan ini diperlukan untuk mengamankan pasokan dolar AS. “Kebutuhan dolar hanya bisa dipenuhi dari devisa ekspor,” tegasnya.

IHSG diprediksi masih bergerak dalam pola konsolidasi pada sesi perdagangan mendatang, dengan tekanan utama dari sentimen global dan pergerakan asing.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: