
7. Pembiayaan investasi berfokus pada sektor prioritas demi kesejahteraan masyarakat. Sampai dengan 30 November 2024, telah dicairkan pembiayaan investasi Pemerintah Rp69,66 triliun, antara lain untuk Lembaga Keuangan Internasional (Rp 1,97 triliun), untuk menyediakan fasilitas KPR bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah melalui FLPP (Rp17,02 triliun), untuk mencerdaskan bangsa melalui LPDP (Rp15 triliun), LMAN (Rp7,5 triliun), dan PMN kepada PT BPUI (Rp3,5 triliun), PT HK (Rp18,6 triliun), dan PT WIKA (Rp6 triliun).
8. APBN s.d. 30 November 2024 mengalami defisit sebesar Rp401,8 triliun (1,81% PDB). Keseimbangan primer tercatat positif sebesar Rp47,1 triliun. Realisasi pembiayaan anggaran mencapai Rp428,8 triliun (82,0% dari APBN).
Pembiayaan APBN 2024 dikelola secara pruden dan terukur serta mempertimbangkan outlook defisit APBN, kondisi likuiditas Pemerintah, dan perkembangan pasar keuangan. Pemenuhan target pembiayaan on-track, dengan cost of fund yang efisien dan risiko yang terkendali.
9. Sebagai kesimpulan, hingga 30 November 2024, kinerja APBN melanjutkan tren positif, dengan defisit tetap on-track, realisasi penerimaan dan belanja positif, disertai realisasi PNBP yang telah melampaui target.
Sementara itu, proyeksi perekonomian global masih melemah dipengaruhi faktor geopolitik, iklim, dampak kebijakan Trump, dan harga komoditas. Meski demikian, pertumbuhan ekonomi domestik di Kuartal 4 2024 diproyeksikan tetap terjaga kuat, a.l. didukung konsumsi masyarakat yang kuat dan inflasi yang terkendali.
Pemerintah terus mengoptimalkan peran APBN dalam menjaga perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, serta mendukung program prioritas Pemerintahan baru. Kinerja APBN di penghujung 2024 menjadi pondasi kuat untuk APBN 2025.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Advertisement