Vice President Sales B2B Lubricants Shell Indonesia, Edward Satrio, menyebut jika Shell Indonesia menghadirkan inovasi di berbagai produk dan layanan purna jualnya dengan tetap mendukung sektor industri sawit di Indonesia.
Menurutnya, industri hilir sawit adalah salah satu pengguna pelumas untuk mesin yang berada di pabrik sawit hingga refinery. Shell Indonesia sendiri juga mengantongi portfolio pelumas yang berkualitas tinggi untuk industri, salah satunya menyokong industri sawit.
Baca Juga: Impor Minyak Sawit Azerbaijan Naik 7,4%
“Kami menghadirkan berbagai produk pelumas di sektor ini, termasuk untuk mesin diesel tugas berat (engine oil) Shell Rimula, pelumas gardan dan transmisi Shell Spirax, pelumas hidrolik Shell Tellus, dan gemuk (grease) Shell Gadus,” ucap Edward dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (2/1/2025).
Tak hanya produk pelumas saja, melainkan juga pihaknya menawarkan beberapa layanan purna jual dan teknologi digital. Hal tersebut semata bertujuan menunjang keunggulan peralatan di industri sawit.
Produk pelumas dari Shell Indonesia, imbuhnya, dirancang dengan teknologi terkini. Selain itu, kualitas base oil dan additive juga memiliki kualitas tinggi untuk menghasilkan kinerja di tempat atau lingkungan yang cukup ekstrem.
Untuk mendukung industri sawit Indonesia, Edward mengatakan jika pihaknya juga menggandeng para pelanggan dan para pelaku industri sawit untuk mengoptimalkan Total Cost of Ownership serta menekan biaya perawatan untuk meningkatkan produktivitas dengan Value Improvement Project.
“Kami telah menjalankan Value Improvement Project di beberapa perusahaan industri sawit, contohnya aplikasi produk kami pada bearing roda untuk armada truk yang mengangkut tandan buah segar dari kebun menuju pabrik. Di mana penggunaan produk gemuk kami Shell Gadus dapat memperpanjang usia pakai gemuk hingga lima kali lipat dibandingkan dengan produk gemuk yang sebelumnya digunakan,” ungkapnya.
Selain itu, kata Edward, aplikasi produk pelumas Shell Indonesia untuk salah satu mitra industri sawit juga memberikan total penghematan biaya perawatan hingga Rp1,7 miliar per tahunnya.
Lebih lanjut, Edward menjabarkan jika tim riset dan pengembangan produk Shell telah melakukan serangkaian persiapan untuk mendukung transisi penggunaan Biodiesel 40 (B40) di tahun 2025 yang dimandatkan oleh pemerintah.
Adapun persiapan yang dilakukan oleh Shell di antaranya melakukan inovasi untuk produk pelumas seperti Shell Rimula yang diklaim sudah memiliki spesifikasi dan kompabilitas yang sesuai dengan mesin biodiesel.
Shell Indonesia menegaskan bahwa pihaknya mendukung sawit berkelanjutan yang sekarang sudah menjadi tuntutan pasar global. Edward menuturkan jika pihaknya sudah memiliki strategis berupa Powering Progress untuk menjadi perusahaan dengan net-zero emission pada tahun 2050 dengan menghadirkan solusi energi yang lebih bersih.
“Dengan brand, teknologi, dan sumberdaya kami, bisnis pelumas kami akan terus mendukung strategi Powering Progress Shell,” jelas dia.
Lebih lanjut, pihaknya juga memberikan beberapa solusi yang berkelanjutan yang mana sektor pelumas sendiri berperan penting dalam mendukung target menjadi perusahaan dengan net-zero emission pada tahun 2050 mendatang.
Tak hanya itu, pihaknya juga membantu pelanggan, sebagai mitra mereka, dengan cara mengurangi carbon footprint atau jejak karbon.
“Misalnya, kami memberikan pilihan produk yang lebih berkelanjutan melalui rangkaian produk biodegradable,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement