Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

100.000 Komputer di Indonesia Terinfeksi 'Malware'

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Pada Januari 2015 Indonesia menjadi negara dengan komputer paling banyak terinfeksi malware di dunia. Dalam dua bulan terakhir jumlah komputer yang terinfeksi meningkat dari 40.000 menjadi 100.000.

Hal itu diungkapkan oleh Kepala ID SIRTII Virtus Security Day Rudi Lumanto yang digelar di Jakarta, Kamis (30/4/2015). Menurutnya, kondisi itu telah menunjukkan bahwa cyber crime global saat ini telah menyatu dengan lokal.

Ia mengatakan sasaran kejahatan tersebut adalah pengguna internet, sementara untuk saat ini user number and behavior semakin banyak berarti semakin banyak korban. Hal itu menimbulkan ancaman baru. Ia mengatakan ancaman bukan IT, tapi juga menimbulkan efek lain, seperti sosial. 

Sementara itu, Presiden Direktur Virtus Technology Indonesia Toto A Atmojo menambahkan itu bahwa hal tersebut hanya satu bentuk cyber crime. Selain itu, masih banyak bentuk kejahatan yang terjadi di dunia IT.

"Pada tahun 2013, Indonesia top 10 source of attack, hingga kuartal IV tahun 2014. Bahkan, masih masuk level tersebut," imbuhnya.

Cyber crime saat ini juga telah menggunakan teknik canggih. Bentuk kejahatan lainnya berupa sinkronisasi token PIN di mana dalam sebuah transaksi bank saat melakukan transfer ternyata masuk ke new account dan bukan rekening yang sebenarnya dituju.

Kejahatan lainnya seperti malware juga menjadi ancaman serius. Diketahui, saat ini tidak hanya PC atau laptop yang dapat menyebarkan malware, tapi juga smartphone yang spesifikasinya sudah setara dengan laptop di mana penyebaran di smartphone saat ini lebih banyak dari laptop.

Dengan perkembangan internet yang semakin cepat, lanjut Toto, membuat ancaman semakin cepat pula. Sementara setiap saat ancaman cyber crime selalu muncul yang baru. Sebagai contoh, dulu kejahatan IT menyerang device, tapi sekarang sudah mengarah ke software atau aplikasi. Mobile device seperti smartphone menjadi ancaman nomor satu diikuti PC dan social media.

Untuk mengantisipasi hal itu, lanjut Toto, harus ditambah perhatian ke keamanan. Seperti dapat dilakukan dengan rutin mengganti password. Selain itu, juga dapat dilakukan dengan fokus ke bidang nonteknologi, seperti ke pengguna dan proses.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: