Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rilis Data Ekonomi Terbaru Bikin Optimisme Penuhi Bursa Asia

Rilis Data Ekonomi Terbaru Bikin Optimisme Penuhi Bursa Asia Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bursa Asia mencatat penguatan signifikan pada penutupan perdagangan di Kamis (16/1). Sentimen positif menguat menyusul penurunan tak terduga dari inflasi inti di Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari CNBC International, Jumat (17/1), berikut ini adalah data pergerakan sejumlah indeks utama yang tergolong masuk ke Bursa Asia. Hampir semua indeks mencatatkan kenaikan yang signifikan:

  • Kospi (Korea Selatan): Naik 1,23% ke 2.527,49.
  • Kosdaq (Korea Selatan): Menguat 1,77% ke 724,24.
  • Nikkei 225 (Jepang): Menguat tipis 0,33% ke 38.572,60.
  • Topix (Jepang): Melemah tipis 0,09% ke 2.688,31.
  • Hang Seng (Hong Kong): Naik 1,23% ke 19.522,89.
  • CSI 300 (China): Bertambah 0,11% ke 3.800,38.
  • S&P/ASX 200 (Australia): Melonjak 1,38% ke 8.327.

Pasar menyoroti perkembangan sejumlah perekonomian negara utama global. Dari Asia, Keputusan Bank of Korea untuk mempertahankan suku bunga acuan disambut baik oleh pasar. Bank sentral tetap mempertahankan suku bunga dalam kisaran dari 3%.

Dari Jepang, indeks harga produsen secara tahunan tercatat naik 3,8% di Desember 2024. Capaian tersebut sesuai dengan ekspektasi pasar. Adapun Australia mencatatkan kenaikan tingkat pengangguran hingga 4% di Desember 2024.

Sorotan utama pasar adalah Amerika Serikat. Inflasi inti secara tahunan hanya naik 3,2%. Angka ini lebih rendah dibandingkan perkiraan pasar sebesar 3,3%. Data tersebut disusul dengan klaim pengangguran awal yang hanya naik menjadi 217.000 di 11 Januari 2025. Hal tersebut lebih tinggi dari ekspektasi pasar yang sebesar 210.000. 

Pelemahan data tenaga kerja serta inflasi inti yang lebih rendah menyebabkan penurunan imbal hasil Treasury AS. Kini imbal hasil turun sekitar 13 basis poin menjadi 4,65%.

Baca Juga: ICP Desember Turun, Ekonomi China dan Penguatan Dolar Jadi Biang Kerok

Di sisi lain, pasar terus menguatkan ekspektasi penurunan suku bunga yang lebih cepat dari Federal Reserve (The Fed). Pasar kini memproyeksikan pemotongan suku bunga sebesar 37 basis poin (bps) hingga akhir 2025. Angka tersebut lebih tinggi dari prediksi sebelumnya yang hanya sebesar 31 bps.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: