Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Komoditas Logam Mulia Diminati, Harga Emas Jadi Melambung Tinggi

Komoditas Logam Mulia Diminati, Harga Emas Jadi Melambung Tinggi Kredit Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Harga logam mulia termasuk harga emas mencatatkan penguatan yang signifikan dalam perdagangan di Selasa (21/1). Pendorong utama adalah pelemahan dolar dan meningkatnya minat investor terhadap aset safe haven menyusul ketidakpastian terkait kebijakan tarif dari Presiden Donald Trump di Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari CNBC International, Rabu (22/1), berikut ini adalah catatan pergerakan harga sejumlah logam mulia global. Hampir semua komoditas mencatatkan kenaikan yang tinggi:

  • Emas Spot: Naik 1,35% menjadi US$ 2.744,8 per ons
  • Kontrak Berjangka Emas AS: Naik 0,3% ke US$ 2.757,8 per ons.
  • Perak Spot: Naik 0,9% ke US$ 30,77 per ons.
  • Palladium: Meningkat 1,1% ke US$ 955,5 per ons.
  • Platinum: Stabil di US$ 942,4 per ons.

Ahli Strategi Komoditas TD Securities, Daniel Ghali mengatakan pasar tengah mewaspadai kebijakan tarif yang akan diterapkan oleh Trump. Meski tak seburuk dugaan pasar, investor tetap khawatir dengan kemungkinan adanya kebijakan tarif universal, khususnya untuk China.

"Kenaikan harga emas hari ini sebagian besar dipicu oleh ancaman tarif menyeluruh dari AS. Informasi terkait tarif ini masih sangat terbatas," kata Daniel Ghali.

Detil kebijakan tarif sendiri belum jelas. Trump hanya baru memberikan isyarat jika dirinya akan menerapkan kebijakan terkait secepatnya dalam satu bulan mendatang untuk barang dari Kanada dan Meksiko.

Kebijakan Trump yang diprediksi inflasioner dapat mendorong gelojak inflasi serta memaksa adanya intervensi terkait suku bunga dari Federal Reserve (The Fed). Bank sentral diproyeksi akan terpaksa mempertahankan suku bunga dalam angka yang cukup tinggi.

Suku bunga tinggi biasanya mengurangi daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil, namun ketidakpastian ekonomi tetap mendukung kenaikan harga mengingat  kurangnya rincian spesifik terkait tarif universal ini telah meningkatkan daya tarik emas sebagai lindung nilai.

Baca Juga: Donald Trump Jadikan Energi Fosil Primadona Lagi, Ini Kesempatan Emas Buat Indonesia

Kini pasar menunggu arah perekonomian terbaru dari AS. Mereka tak hanya menunggu sinyal arah kebijakan moneter namun juga data indikator utama inflasi seperti Personal Consumption Expenditure (PCE) di AS.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: