Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indonesia dan ExxonMobil Sepakati Kerjasama Senilai Rp243 Triliun! Ini Proyek yang akan Digarap

Indonesia dan ExxonMobil Sepakati Kerjasama Senilai Rp243 Triliun! Ini Proyek yang akan Digarap Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah Indonesia telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan perusahaan energi asal Amerika Serikat, ExxonMobil, untuk implementasi proyek Carbon Capture Storage (CCS) di Selat Sunda-Cekungan Sunda Asri. Kerjasama ini juga mencakup rencana pembangunan pabrik petrokimia yang diperkirakan akan memberikan kontribusi signifikan terhadap sektor energi dan industri Indonesia.

Dalam kerjasama ini, komitmen awal investasi yang akan digelontorkan mencapai US$ 10 miliar atau Rp162 triliun, dengan proyeksi jangka panjang total investasi mencapai hingga US$15 miliar atau Rp243 triliun. Proyek ini diharapkan tidak hanya akan mendukung pencapaian target pengurangan emisi karbon, tetapi juga menciptakan dampak positif terhadap perekonomian nasional, seperti terciptanya lapangan pekerjaan baru.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa proyek ini sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam mendukung hilirisasi industri serta komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan. “Ini tentu mendukung kebijakan hilirisasi dari Bapak Presiden, menciptakan lapangan pekerjaan, dan ini juga merupakan komitmen kepada pembangunan berkelanjutan, di mana pembangunan CCS ini diharapkan bisa mengurangi CO2 emisi sebesar 90%,” ujar Airlangga saat konferensi pers di Kementerian Perekonomian, Jakarta, Rabu (22/1/2025).

Baca Juga: ExxonMobil Hadirkan Solusi dan Layanan Pelumasan Inovatif, Dukung Keberlanjutan Industri Manufaktur Indonesia

Airlangga juga berharap proyek CCS ini dapat menjadi proyek pertama yang beroperasi di Indonesia dan menjadi inisiator dalam implementasi teknologi CCS di Indonesia. CCS yang direncanakan di cekungan Sunda Asri ini akan dirancang untuk menyimpan hingga 3 giga ton karbon per tahun, memberikan kontribusi besar terhadap pengurangan emisi karbon di Indonesia.

”Kita berharap ini bisa (jadi) proyek CCS yang akan beroperasi pertama,” lanjutnya.

Baca Juga: Pemerintah Dorong Implementasi CCS, Fokus Mitigasi Risiko Kebocoran

Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Energi dan Sumber Daya Mineral Kemenko Perekonomian, Elen Setiadi, menjelaskan bahwa untuk proyek pembangunan pabrik petrokimia, lokasi pembangunan masih dalam tahap survei.

Meskipun demikian, Elen mengungkapkan bahwa area yang dibutuhkan untuk pabrik petrokimia ini mencapai 500 hektare, dengan lokasi yang ideal berada dalam jarak tidak lebih dari 100 kilometer dari fasilitas CCS yang sedang dikembangkan.

"Pabrik ini memerlukan lahan sekitar 500 hektare, dengan jarak ideal tidak lebih dari 100 kilometer dari fasilitas CCS," jelas Elen.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: