
Kasus dugaan penyelewengan dana yang melibatkan mantan CEO eFishery, Gibran Huzaifah, terus menjadi sorotan publik. Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria mengungkapkan bahwa proses audit atas kasus ini sedang berlangsung.
Ia menegaskan pentingnya penerapan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG) dalam mengelola startup agar tetap sehat dan berkelanjutan.
“Saya kira kita tunggu hasil auditnya, kan auditnya lagi berjalan. Yang harus diperhatikan adalah GCG yang mungkin harus diperhatikan. Semoga kita berharap ada titik terang di situ dan ada pembelajaran juga. Ini jangan sampai membuat semangat startup-startup yang lagi tumbuh jadi terganggu begitu,” ujar Nezar usai menghadiri pertemuan di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (22/1/2025).
Nezar menekankan bahwa kasus ini menjadi pelajaran penting bagi ekosistem startup di Indonesia. “Lesson learned-nya adalah GCG untuk membangun korporasi yang sehat dan menguntungkan,” tambahnya.
Kasus ini menjadi pengingat pentingnya transparansi dan akuntabilitas di tengah pertumbuhan pesat ekosistem startup Indonesia. Meski demikian, Nezar berharap kasus ini tidak menghambat semangat startup lain yang sedang berkembang.
Adapun, kabar mengenai dugaan fraud di eFishery mencuat terhadap Eks Chief Executive Officer (CEO) eFishery, Gibran Huzaifah. Investor melakukan berbagai langkah tegas termasuk pembebastugasan sosok tersebut guna menata ulang manajemen dan memulihkan kepercayaan publik.
eFishery memang tengah menjadi sorotan publik akibat dugaan fraud yang terjadi di internal perusahaan. Pada September 2024, Gibran sempat memberikan pernyataan kepada media mengenai kasus ini. Ia mengakui adanya fraud dengan rasio sebesar 0,5% dari total pendapatan perusahaan. Meski demikian, ia menegaskan bahwa penyimpangan tersebut masih berada dalam kategori wajar dan telah ditangani.
Kekosongan pada dua posisi strategis ini sementara diisi oleh Adhy Wibisono sebagai Interim CEO dan Albertus Sasmitra sebagai Interim CFO. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari upaya perusahaan untuk menjaga stabilitas dan kelangsungan operasional di tengah situasi yang menantang.
eFishery Diduga Gelembungkan Pendapatan
Terbaru, laporan investigasi Bloomberg mengungkap adanya penggelembungan pendapatan yang signifikan oleh perusahaan. Dalam laporan setebal 52 halaman tersebut, eFishery dilaporkan mengklaim kepada investor bahwa perusahaan meraih keuntungan sebesar USD 16 juta dengan pendapatan USD 752 juta selama Januari hingga September 2024.
Namun, kenyataannya, eFishery mengalami kerugian sebesar USD35,4 juta, dengan pendapatan sebenarnya hanya USD157 juta.
Baca Juga: Efek Dugaan Fraud dalam eFishery, Reputasi Startup Indonesia Jadi Taruhan!
Baca Juga: Tengok Keunggulan MAKA Cavalry, Motor Listrik Terbaru Buatan Startup Lokal
“Manajemen eFishery telah menggelembungkan pendapatan hampir USD600 juta dalam sembilan bulan dari Januari hingga September 2024,” melansir The Straits Times.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement