
Bursa Asia mencatat pergerakan yang beragam pada penutupan perdagangan di Kamis (22/1/2025). Pasar tengah waspada menyusul rilis data ekonomi regional dan langkah kebijakan dalam beberapa negara di Asia.
Dilansir dari CNBC International, Jumat (24/1), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks utama yang tergolong masuk ke Bursa Asia. Indeks China akhirnya mendapatkan angin segar:
- CSI 300 (China): Menguat 0,18% ke 3.803,74.
- Hang Seng (Hong Kong): Melemah 0,40% ke 19.700,56.
- Nikkei 225 (Jepang): Naik 0,79% ke 39.958,87.
- Topix (Jepang): Menguat 0,53% ke 2.751,74.
- S&P/ASX 200 (Australia): Turun 0,61% ke 8.378,7.
- Kospi (Korea Selatan): Anjlok 1,24% ke 2.515,49.
- Kosdaq (Korea Selatan): Turun 1,13% ke 724,01.
Kepala China Securities Regulatory Commission (CSRC) Wu Qing baru-baru ini memberikan angin segar dengan kabar menguatnya komitmen pemerintah untuk memberikan dukungan terhadap pasar saham di China.
Kabar tersebut adalah bagaimana pemerintah akan mendukung perkembangan saham regional dengan mendesak perusahaan-perusahaan asuransi milik negara untuk meningkatkan investasi mereka dalam saham-saham domestik dan dana-dana ekuitas, sementara juga mendorong reksa dana untuk meningkatkan modal untuk investasi saham.
Wu Qing juga menyatakan bahwa rencana tersebut akan menyuntikkan ratusan miliar yuan dalam modal baru setiap tahun. Hal tersebut dipercaya akan memulihkan kepercayaan investor lokal, meski masih ada kekhawatiran terhadap ketidakpastian global.
Dari Jepang, spekulasi terkait dengan kebijakan moneter menjadi penggerak utama pasar dari Jepang. Bank of Japan (BOJ) dipercata akan membawa kebijakan yang dinanti-nantikan investor untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
Sementara Korea Selatan anjlok menyusul pertumbuhan ekonomi yang hanya mencapai 1,2% di Kuartal IV 2024. Pertumbuhan ekonomi yang lambat menjadi kekhawatiran tersendiri menyusul belum stabilnya politik dari negara tersebut.
Baca Juga: Tingkatkan Likuiditas, Hillcon (HILL) Berencana Stock Split Saham 1:5
Adapun di sisi lain, pasar juga tengah mengawasi implementasi kebijakan tarif baru yang akan diterapkan oleh Donald Trump. Ketidakpastian akan hal tersebut mempengaruhi dinamika pasar saham global.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement