Kredit Foto: Istimewa
Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Maman Abdurrahman, menekankan pentingnya transformasi organisasi seperti Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) dari pendekatan politik menjadi fokus pada kewirausahaan.
Dalam sambutannya di acara Asian Islamic Fashion and Art (AIFA) di Jakarta belum lama ini, ia menegaskan bahwa paradigma gerakan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan KAHMI harus berkembang mengikuti kebutuhan zaman.
“Gerakan orientasi organisasi tidak lagi cukup hanya berbasis pendekatan politik semata, KAHMI dan organisasi serupa harus mulai menggeser fokusnya pada gerakan kewirausahaan,” ujar Menteri Maman, dikutip dari laman resmi Kementerian UMKM.
Baca Juga: Tingkatkan Akses Pembiayaan UMKM, OJK Siapkan Skema Khusus dan Kolaborasi Bank
Ia juga mengaitkan hal ini dengan program strategis Kementerian UMKM yang bertujuan meningkatkan rasio kewirausahaan untuk membawa Indonesia menjadi negara maju. "Saya mengajak seluruh alumni HMI untuk mulai beralih pada gerakan kewirausahaan sebagai bagian dari upaya besar ini," tambahnya.
Lebih lanjut, Menteri Maman memaparkan langkah konkret Kementerian UMKM dalam mendukung pengembangan usaha kecil dan menengah.
Salah satu langkahnya adalah memperluas akses pembiayaan dengan menyederhanakan proses, sehingga UMKM bisa lebih mudah mendapatkan modal. Tak hanya itu, pelatihan dan pengembangan keterampilan juga menjadi prioritas untuk meningkatkan kapasitas usaha.
Terkait tantangan pasar, Menteri Maman menyoroti dominasi produk impor, khususnya dari Tiongkok, yang menawarkan harga murah karena skala produksi besar. “Tantangan persaingan terbesar yang dihadapi produk UMKM lokal adalah produk impor, terutama dari Tiongkok yang dikenal memiliki harga lebih murah,” jelasnya.
Baca Juga: UMKM Wajib Tahu! Ini Syarat Dapat Modal Rp500 Juta untuk Program Makan Bergizi
Untuk menghadapi tantangan ini, Kementerian UMKM memperkenalkan konsep Holding UMKM, sebuah sistem konsolidasi untuk meningkatkan efisiensi produksi dan daya saing.
“Holding UMKM memungkinkan kita untuk menurunkan biaya produksi secara signifikan. Jika satu UMKM memproduksi sendiri, biaya per produknya mungkin tinggi. Namun, dengan sistem holding, biaya tersebut dapat ditekan, sehingga produk UMKM kita mampu bersaing,” ujar Maman optimis.
Ia berharap melalui transformasi ini, KAHMI dan organisasi serupa dapat menjadi motor penggerak perubahan menuju pertumbuhan kewirausahaan yang lebih baik di Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri
Advertisement