
PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) melaporkan bahwa pabrik pemurnian (smelter) yang dibangun oleh anak usahanya, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), saat ini baru mencapai kapasitas operasi sekitar 48%.
Presiden Direktur Amman Mineral, Rachmat Makkasau, menyebutkan bahwa hal ini disebabkan oleh proses adaptasi terhadap teknologi baru yang digunakan.
”Proses commissioning berjalan lambat karena kami melakukan berbagai upaya untuk memastikan tidak terjadi hal yang kita tidak inginkan. Karena ini adalah teknologi yang baru yang memang sangat berbeda dengan kemampuan kami sebagai penambang. Saat ini operasi smelter ada pada kisaran sekitar 48%,” ucapnya saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XII DPR RI, di Jakarta, Rabu, (19/2/2025).
Baca Juga: Freeport dan AMMAN Ungkap Cadangan Emas dan Tembaga Melimpah
Smelter Amman ini berlokasi di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat dan memiliki kapasitas pengolahan 900.000 ton konsentrat tembaga per tahun.
Diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 23 September 2024, proyek ini menghabiskan investasi sebesar USD 1,462 miliar dan diharapkan menghasilkan 220 ribu ton katoda tembaga, 801 ribu ton asam sulfat, 18 ons emas, 55 ton perak, dan 77 ton selenium setiap tahunnya.
Rachmat menjelaskan bahwa teknologi yang digunakan, yakni double-bash dari Yanggu, China, dikombinasikan dengan teknologi dari Merin dan Metsun Outotec, bukanlah teknologi umum yang dikuasai oleh Amman.
Baca Juga: Kerugian Negara Capai Rp65 Triliun! Freeport Desak Izin Ekspor Segera Keluar
Saat ini, Amman memiliki 200 ribu ton konsentrat yang belum dapat diolah sepenuhnya karena smelter belum beroperasi secara penuh.
Sama halnya dengan PT Freeport Indonesia, dalam kesempatan ini Amman juga meminta relaksasi eskpor konsentrat tembaga ke pada Pemerintah.
"Kami juga berharap dapat diberikan fleksibilitas untuk melakukan ekspor mengingat banyaknya ketidakpastian dalam proses commissioning ini. Harapan kami progres commissioning dan start up bisa berjalan dengan baik dan cepat sehingga produk kami bisa diserap,” tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri
Advertisement