Prospek industri pertambangan tembaga dan emas di Indonesia diprediksi terus cerah, memberikan dampak signifikan bagi ekonomi nasional dan daerah sekitar tambang. Dua perusahaan tambang besar, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMAN) dan PT Freeport Indonesia (PTFI), menjadi pemain utama dengan kontribusi besar terhadap produksi tembaga dan emas di tanah air.
Hingga kuartal III-2024, AMMAN telah memproduksi 335 juta pon tembaga dan 707.930 ons emas. Sementara itu, Freeport Indonesia mencatatkan produksi sebesar 1,37 miliar pon tembaga dan 1,43 juta ons emas.
Pengamat Tambang dan Energi, Ferdy Hasiman, menyebutkan bahwa kedua perusahaan ini memiliki modal, teknologi, dan sumber daya manusia yang mumpuni untuk menjaga keberlanjutan industri. “Dua produsen besar ini sangat kompeten di bidangnya. Masa depan industri tembaga dan emas sangat cerah, apalagi keduanya sudah membangun pabrik pengolahan konsentrat tembaga yang memberikan multiplier effect luar biasa bagi ekonomi nasional,” ujar Ferdy pada Senin (30/12/2024).
Baca Juga: Alexander Ramlie Serok Saham AMMN Lagi, Kali Ini Borong 1,41 Juta Saham
Lebih lanjut, Ferdy menjelaskan bahwa tembaga memegang peran kunci dalam pengembangan ekosistem mobil listrik, termasuk sebagai bahan utama baterai yang menyumbang hingga 10,8% komponen. “Produk ikutan tembaga juga banyak menghidupkan industri pupuk, kabel, dan lainnya. Ini menjadi alasan kuat mengapa masa depan industri tembaga dan emas masih sangat cerah,” jelasnya.
Baca Juga: Laba AMMAN Naik Hampir 1.000%! Bos Besar Ungkap Sebabnya
AMMAN, yang tengah mengembangkan tambang Elang di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), menunjukkan potensi besar. Lokasi ini diperkirakan menjadi salah satu tambang tembaga dan emas porfiri terbesar di dunia, dengan peningkatan cadangan masing-masing sebesar 43% untuk tembaga dan 48% untuk emas berdasarkan studi kelayakan. Produksi dari tambang Elang akan dimulai setelah penambangan fase 8 di Batu Hijau selesai pada 2030.
Sementara itu, Freeport Indonesia masih menyimpan cadangan besar dari tambang bawah tanah Kucing Liar, dengan total 29 miliar pon tembaga dan 24 juta ons emas hingga 2041.
Ferdy menambahkan bahwa kondisi geopolitik global harus tetap diantisipasi karena dapat memengaruhi permintaan dan pasokan dalam industri ini. “Namun secara keseluruhan, prospek industri tembaga dan emas, baik di skala nasional maupun internasional, masih sangat menjanjikan,” katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Advertisement