Selamatkan Batik Tulis Batang dari Kepunahan, Tiga Pihak Berkolaborasi Gelar Pameran, Pengumpulan Data Sejarah, hingga Pelatihan

Upaya pelestarian batik tulis Batang yang terancam punah terus dilakukan melalui berbagai inisiatif. Institut Pluralisme Indonesia (IPI), Konsorsium Pengusaha Peduli Sekolah Vokasi RI, dan SMKN 1 Warungasem Batang berkolaborasi dalam acara "Gelar Inovasi Batik Batang, yang Muda Saatnya Berkarya" yang diselenggarakan di SMKN 1 Warungasem Batang, Jawa Tengah.
Batik sebagai warisan budaya tak benda Indonesia yang telah diakui UNESCO perlu terus diperkenalkan kepada generasi muda. Melalui acara ini, diharapkan pemahaman tentang sejarah dan proses pembuatan batik tulis Batang semakin meningkat di kalangan pelajar dan masyarakat luas.
Direktur Institut Pluralisme Indonesia, William Kwan Hwie Liong, menjelaskan bahwa pendekatan edukatif dan bisnis menjadi strategi utama dalam mengenalkan batik kepada generasi muda. "Kami mencoba pendekatan dari sisi pasar, menghubungkan antara pembuat batik, konsumen, dan pemakainya agar keberlangsungan batik Batang tetap terjaga," ungkapnya.
Dukungan dari Pemerintah Kabupaten Batang juga turut memperkuat upaya pelestarian ini. Wakil Bupati Batang, Suyono, S.IP., menegaskan bahwa promosi batik Batang akan terus dilakukan melalui berbagai pameran. "Kami akan terus mendorong promosi batik Batang dalam berbagai ajang pameran untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kekayaan budaya daerah ini," ujarnya.
Selain menggelar pameran, IPI juga mengumpulkan data terkait sejarah dan budaya batik Batang sebagai bahan untuk pembuatan kurikulum bersama Dinas Pendidikan. "Kami akan terus mempelajari serta mengumpulkan data agar batik Batang bisa masuk dalam kurikulum pendidikan," tambah William.
Baca Juga: Adopsi Akar Budaya Sunda, Kota Baru Parahyangan Hadirkan Tatar Kartawijaya
Sebagai bentuk pengembangan keterampilan generasi muda, IPI juga mendukung pembelajaran tata busana melalui program pelatihan desain batik. Program ini telah berlangsung sejak Mei 2024 di SMKN 1 Warungasem dan menjadi bagian dari aktivasi teaching factory yang melibatkan tujuh sekolah di Kabupaten Batang, antara lain SMKN 1 Warungasem, SMKN 1 Batang, SMK PGRI, SMAN 2 Batang, SMAN Wonotunggal, SLB Negeri Batang, dan MAN Batang.
Dalam pelatihan ini, desainer Patricia Sandjaja serta seniman visual Firman Lie dari Phalie Studio, Jakarta, turut berperan sebagai mentor dalam bidang fesyen batik. Kehadiran mereka diharapkan mampu mengasah kreativitas dan keterampilan para siswa dalam mengembangkan produk batik berkualitas.
Salah satu peserta pelatihan, Adelia Zilfa Kirana, siswi kelas XII SMAN 2 Batang, mengungkapkan manfaat yang didapatkannya dari program ini. "Pelatihan ini menginspirasi saya untuk membuka usaha berbasis kain batik. Semoga program ini dapat terus berlangsung dan semakin berkembang," katanya.
Melalui berbagai upaya ini, diharapkan batik tulis Batang dapat kembali berkembang dan lestari sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement