- Home
- /
- News
- /
- Megapolitan
Tarif Tambahan Aktif, China Kirimkan Beragam Pukulan Balik untuk Amerika Serikat
Kredit Foto: Instagram/Xi Jinping
Pemerintah China tegas merespons implementasi penambahan kebijakan tarif terhadapnya yang dilakukan oleh Amerika Serikat. Beragam manuver terpantau sudah dilakukan oleh Beijing.
Juru Bicara (Jubir) Kementerian Luar Negeri China menegaskan bahwa pihaknya tidak akan tunduk pada tekanan atau paksaan yang terus dilancarkan oleh Amerika Serikat.
Baca Juga: Harga CPO Terus Merosot, Pelaku Pasar Waspadai Dampak dari China
“Mencoba menekan kami secara ekstrem adalah kesalahan besar,” ujar Jubir Kementerian Luar Negeri China, dilansir dari Reuters, Rabu (5/3).
Beijing dalam hal ini merespons tegas kebijakan tarsebut dengan menaikkan bea masuk 10-15% pada produk pertanian dan makanan asal Amerika Serikat.
Detil kebijakan tarif tersebut terdiri dari 15% untuk ayam, gandum, jagung, dan kapas serta 10% untuk kedelai, sorgum, daging babi, sapi, produk perikanan, buah-buahan, sayuran, dan produk susu dari Amerika Serikat.
Kebijakan Beijing juga menyasar sejumlah perusahaan dari Amerika Serikat. 15 perusahaan disebut telah dimasukkan ke dalam daftar kontrol ekspor untuk membatasi pasokan teknologi ke China. 10 perusahaan juga dimasukkan ke dalam Unreliable Entity List. Meski demikian, belum terlihat detil maupun merek-merek besar dalam list balasan atas kebijakan tarif ini.
Selain itu, pemerintah setempat juga mulai melakukan investigasi terhadap dugaan penghindaran bea anti-dumping yang dilakukan oleh produsen serat optik dari Amerika Serikat.
Beijing juga menangguhkan izin impor terhadap tiga ekspotir dari Amerika Serikat. Pihaknya juga memberhentikan impor kayu dari Negara Paman Sam.
China dalam hal ini memberikan respons yang sangat keras atas kebijakan tarif serta tuduhan yang dilancarkan oleh Amerika Serikat. Meski demikian, pihaknya memberikan tenggat waktu untuk bernegosiasi hingga 10 Maret 2025.
Baca Juga: Merasa Diperas Trump, China Siap Balas Ancaman Tarif 20% Amerika Serikat
Sebelumnya, Amerika Serikat memicu ketegangan pasar dengan menerapkan tarif tambahan sebesar 10% untuk China. Langkah tersebut menaikkan total tarif untuk negara terkait menjadi 20%.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement