
China dikabarkan tengah bersiap untuk mengambil tindakan balasan terhadap ancaman terbaru soal kebijakan tarif dari Amerika Serikat. Hal ini terkait dengan pengumuman tambahan tarif sebesar 10% untuk China.
Dilansir dari Reuters, Selasa (4/3), Beijing dikabarkan tidak terima dengan ancaman tarif tambahan yang membuat negaranya akan menerima tarif sebesar 20% dari Amerika Serikat.
Baca Juga: Melawan Produsen China, Manuver Uni Eropa Selamatkan Industri Mobil Listrik Kawasan Euro
China mengecam langkah ancaman naiknya tarif dan menyebutnya sebagai bentuk pemerasan. Kabarnya, Beijing juga sedang mempersiapkan tindakan balasan, termasuk tarif baru serta berbagai langkah non-tarif yang diperkirakan akan menargetkan produk pertanian dan pangan dari Amerika Serikat.
Kementerian Perdagangan China dan Kedutaan Besar Amerika Serikat belum memberikan komentar resmi. Namun pasar sudah terlanjut waspada dengan memanaskan perang dagang antar kedua negara.
Direktur Institute for Global Cooperation and Understanding Peking University, Wang Dong menyebutkan bahwa tak adanya dialog antara kedua negara semakin memperkecil potensi adanya negosiasi soal tarif dari China dan Amerika Serikat.
"Trump mungkin berpikir bahwa meningkatkan tekanan dengan tarif tambahan akan memaksa negosiasi dengan China. Namun langkah ini justru bisa berbalik menyerang Amerika Serikat," ujar Wang Dong.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengumumkan bahwa dirinya akan menerapkan tarif tambahan 10% terhadap produk dari China di 4 Maret 2025.
Baca Juga: Rencana Trump Ini Berpotensi Jadi Gol Bunuh Diri untuk Amerika Serikat
Trump mengatakan rivalnya tersebut gagal menghentikan perdagangan ilegal fentanyl, yang menurutnya berkontribusi pada krisis opioid di Amerika Serikat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement