- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Ekonomi Amerika Serikat Terancam, Wall Street Panik Gegara Kebijakan Tarif
Kredit Foto: Istimewa
Bursa Amerika Serikat (Wall Street) anjlok signifikan dalam perdagangan di Selasa (4/3). Pasar diliputi kekhawatiran yang besar menyusul implementasi kebijakan tarif yang dilakukan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Dilansir dari Reuters, Rabu (5/3), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks utama dari Wall Street. Semua indeks mencatatkan koreksi yang signifikan:
- Dow Jones Industrial Average (DJIA): Ambruk 1,55% menjadi 42.520,99.
- S&P 500 (SPX): Anjlok 1,22% menjadi 5.778,15.
- Nasdaq (IXIC): Turun 0,35% menjadi 18.285,16.
Chief Executive Officer (CEO) 50 Park Investments New York, Adam Sarhan mengatakan bahwa pasar tengah diliputi kepanikan akibat perang tarif usai adanya respons terhadap implementasi kebijakan tarif sebesar 25% untuk Meksiko dan Kanada serta tarif 20% untuk China.
China misalnya, merespons cepat kebijakan tersebut dengan mengumumkan tarif tambahan 10%-15% pada produk dari Amerika Serikat. Pihaknya memberikan rivalnya tersebut tenggat waktu hingga 10 Maret 2025.
Sementara Kanada mengancam akan memberlakukan tarif balasan 25% terhadap barang dari Amerika Serikat. Pihaknya memberikan tenggat waktu sebanyak 21 hari agar kebijakan tarif dicabut oleh Amerika Serikat.
Perang tarif ini tak hanya menimbulkan kekhawatiran akan perang dagang namun juga melambatnya pertumbuhan ekonomi hingga gejolak inflasi di Amerika Serikat.
"Ketakutan pasar di sini adalah bahwa kebijakan tarif impor justru malah akan memperlambat pertumbuhan ekonomi," kata Adam Sarhan.
Pasar kini menunggu data perekonomian terbaru, khususnya laporan ketenagakerjaan untuk Februari 2025. Data tersebut diharapkan memberikan gambaran lebih jelas mengenai perlambatan ekonomi yang mengkhawatirkan investor.
Selain itu, data terkait akan diharapkan akan menjadi sinyal arah kebijakan yang akan dibawa oleh Federal Reserve (The Fed). Pasar tengah menimbang arah kebijakan moneter dan suku bunga di Amerika Serikat.
Baca Juga: Gol Bunuh Diri, Kebijakan Tarif Menjadi Bumerang untuk Dolar Amerika Serikat
"Ketika terjadi perlambatan dalam kondisi ekonomi, bank secara khusus akan menghasilkan lebih sedikit uang karena lebih sedikit barang dan jasa yang beredar dalam perekonomian," tegas Adam Sarhan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement