Gol Bunuh Diri, Kebijakan Tarif Menjadi Bumerang untuk Dolar Amerika Serikat

Dolar Amerika Serikat (Dolar AS) mengalami koresi yang signifikan dalam perdagangan di Selasa (4/3). Pasar uang diliputi kekhawatiran menyusul implementasi kebijakan tarif oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Dilansir dari Reuters, Rabu (5/3), Indeks Dolar (DXY) yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama lainnya turun 0,84% menjadi 105,64.
Baca Juga: Menekan Sektor Otomotif, Investor Bursa Eropa Panik Hadapi Kebijakan Tarif
Pakar Centerview Partners, Robert Rubin mengungkapkan bahwa pasar tengah diliputi kekhawatiran yang kuat soal perlambatan ekonomi dan dampak dari tarif impor yang diberlakukan terhadap Mesiko, Kanada dan China.
Kebijakan tersebut memicu perang dagang dengan semua pihak melemparkan ancaman tarif balasa hingga manuver-manuver yang dikhawatirkan mengancam laju perekonomian global sampai dengan memicu gejolak inflasi di Amerika Serikat.
China baru-baru ini membalas serangan tarif dengan kebijakan serupa berupa tarif sebesar 10%-15% untuk komoditas pertanian hingga pangan dari Amerika Serikat. Sementara Kanada bereaksi keras dengan mengancam tarif balasan 25% untuk barang-barang dari Amerika Serikat.
Robert Rubin menyebut bahwa hal ini membuat pasar mulai memperhitungkan potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi serta gejolak inflasi dari Amerika Serikat.
"Saya pikir dalam jangka panjang, tarif ini akan menyebabkan produktivitas yang lebih rendah," kata Rubin.
Menurutnya, kebijakan tarif ini berpotensi memberikan kerugian yang besar alih-alih akan mendongkrak industri lokal hingga perekonomian dari Amerika Serikat.
"Menurut saya, ini adalah era baru ketidakrasionalan yang tidak akan membantu ekonomi AS," tegas Rubin.
Pasar kini akan terus menyoroti manuver yang dilakukan oleh Trump. Di sisi lain, mereka juga akan menunggu data perekonomian terbaru, khususnya laporan ketenagakerjaan untuk Februari 2025.
Baca Juga: Tiga Agribisnis Terkemuka Amerika Serikat Jadi Korban Serangan Balasan China
Data tersebut diharapkan memberikan gambaran lebih jelas mengenai perlambatan ekonomi yang mengkhawatirkan investor dan akan menjadi pertimbangan bagi bank sentral dalam menentukan arah kebijakan moneter dan suku bunga di Amerika Serikat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement