
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI angkat bicara terkait kerugian yang dialami PT Krakatau Steel. Dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada sembilan di tahun 2024, kerugian perusahan plat merah ini membengkak menjadi US$ 185,2 juta. rugi tersebut naik 201,6% dari periode yang sama tahun 2023 yang sebesar US$ 61,4 juta.
Merespons hal itu, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Eko Hendro Purnomo, mengatakan bahwa PT Krakatau Steel telah merugi triliunan rupiah per tahunnya. Hal ini perlu disupport oleh pemerintah dengan kebijakan dan dukungan dari Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) agar Krakatau Steel menjadi industri baja yang membanggakan.
“Kami melihat industri baja kita itu strategis, tetapi di balik itu merugi, merugi, dan merugi, bahkan sempat dikatakan bangkrut. Ini semua perlu disupport dari kebijakan pemerintah agar menjadi industri baja yang membanggakan,” katanya yang dikutip dari laman resmi DPR di Jakarta, Minggu (9/3/2025).
Baca Juga: Tertinggi Sepanjang Sejarah! Penjualan Pipa Baja Krakatau Steel (KRAS) Tembus 17 Ribu dalam Sebulan
Ia melanjutkan, industri baja harus mendapatkan kebijakan terkait persaingan impor untuk konsumsi baja nasional dan mendapatkan dukungan dari Himbara, meskipun pernah ada hal buruk antara PT Krakatau Steel dan Himbara.
“Dalam 10 tahun ke depan, negara kita sedang membangun, kebutuhan bajanya sangat banyak, gitu lho. Tapi kenapa nggak diambil buah manis itu oleh industri baja nasional? Nah, selain itu, Himbara juga harus berperan dalam menyokong Krakatau Steel untuk bisa bangkit kembali,” tambahnya.
Hal-hal tersebut yang menjadi sorotan penting dalam Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VI DPR RI ke PT Krakatau Steel. Diharapkan, industri baja nasional harus mendapatkan perlindungan, bukan hanya business to business, tapi juga government to government.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajar Sulaiman
Advertisement