Sinyal Harga Emas Segera Terbang: Konsolidasi Menyusul Banyak Ketidakpastian
Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K
Logam mulia bergejolak membelakangi harga emas yang masih stabil dalam perdagangan terakhir untuk pekan lalu di Jumat (7/3). Pasar tengah menantikan katalis baru di tengah ketidakpastian ekonomi akibat kebijakan dari Amerika Serikat (AS).
Dilansir dari CNBC International, Senin (10/3), berikut ini adalah catatan pergerakan harga sejumlah komoditas logam mulia utama global. Harga emas terpantau stabil, berbanding terbalik dengan logam mulia lainnya:
- Emas spot: Turun 0,1% ke US$2.906,04 per ons.
- Emas berjangka AS: Melemah 0,4% ke US$2.914,10 per ons.
- Perak spot: Turun 0,8% ke US$32,35 per ons.
- Platinum: Melemah 0,6% ke US$960,70 per ons.
- Palladium: Naik tipis 0,4% ke US$946,15 per ons.
Analis Senior RJO Futures, Bob Haberkorn mengatakan pasar emas nampaknya tengah menunggu katalis baru menyusul ketidakpastian ekonomi global. Ia yakin saat ini, emas masih menjadi buruan investor menyusul naiknya kebutuhan akan aset lindung nilai.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump baru-baru ini kembali memicu ketidakpastian dengan mengatakan bahwa ekonomi negaranya tengah berada dalam masa transisi menuju lebih baik.
Dirinya tak ingin berspekulasi terkait dengan kemungkinan terjadinya resesi maupun perlambatan pertumbuhan ekonomi akibat kebijakan tarif dari Amerika Serikat.
Adapun Menteri Perdagangan Amerika Serikat, Howard Lutnick menegaskan bahwa pihaknya tak akan mundur dari penerapan kebijakan tarif sebelum adanya penangangan serius soal peredaran fentanyl dari Meksiko, Kanada, dan China.
Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat di sisi lain menunjukkan data nonfarm payrolls hanya bertambah 151.000 di Februari 2025. Capaian tersebut lebih rendah dari proyeksi pasar yang berekspektasi hingga 160.000.
Data Januari juga direvisi menjadi turun ke 125.000. Padahal sebelumnya data nonfarm payrolls untuk bulan tersebut mencapai 143.000.
Adapun upah rata-rata per jam naik 0,3% di Februari 2025. Angka tersebut cenderung melambat dari kenaikan 0,5% di Januari 2025. Secara tahunan, pertumbuhan upah juga tercatat menurun menjadi 4%.
“Data tenaga kerja yang lebih lemah dari perkiraan memberi dorongan kecil untuk emas. Dolar yang lebih lemah juga membantu,” kata Bob Haberkorn.
Adapun Ketua Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, menegaskan bahwa bank sentral akan mengambil pendekatan hati-hati dalam melonggarkan kebijakan moneter. Ia juga mengatakan ekonomi masih berada dalam kondisi yang baik.
Baca Juga: OJK Prediksi The Fed Pangkas Suku Bunga Dua Kali di 2025
Namun data ekonomi terbaru ini juga membuat pasar memiliki ekspektasi terkait dengan melambatnya ekonomi hingga pemotongan suku bunga dari The Fed. Pasar kini memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 78 basis poin atau sekitar tiga kali pemotongan masing-masing 25 basis poin di 2025.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement