Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Investor Waspada, Harga Emas Diperkirakan Segera Naik Menyusul Ketidakpastian Gegara Trump

Investor Waspada, Harga Emas Diperkirakan Segera Naik Menyusul Ketidakpastian Gegara Trump Kredit Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Logam mulai bergejolak, terbaik dengan harga emas yang cenderung stabil meski melemah dalam perdagangan di Senin (10/3). Pasar nampaknya terus melakukan konsolidasi menyusul belum adanya kepastian soal kebijakan dari Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari CNBC International, Selasa (11/3), berikut ini adalah catatan pergerakan harga sejumlah komoditas logam mulia utama global. Hampir semua komoditas tercatat bergerak stabil dengan hasil perdagangan yang beragam:

  • Emas spot: Turun 0,2% menjadi US$2.904,50 per ounce.
  • Emas berjangka AS: Melemah 0,1% ke US$2.910,90 per ounce.
  • Perak spot: Turun 0,9% ke US$32,23 per ounce.
  • Platinum: Naik tipis 0,04% ke US$963,30 per ounce.
  • Palladium: Melemah 0,4% ke US$945,00 per ounce.

Analis Kitco Metals, Jim Wyckoff mengatakan pasar tengah melakukan konsolidasi menyusul perkembangan ekonomi global yang dipenuhi ketidakpastian. Ia menilai emas tengah mengalami aksi ambil untung usai mencatatkan kenaikan yang cukup signifikan dalam pekan lalu.

“Kita mungkin akan melihat permintaan terhadap aset lindung nilai akan segera kembali meningkat,” ujar Jim Wyckoff.

Wyckoff menilai ketidakpastian perang dagang dan ancaman resesi global bisa mendorong harga emas kembali ke rekor tertinggi. Hal tersebut menurutnya akan segera terjadi menyusul komentar terbaru dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Trump baru-baru ini menolak berkomentar soal kemungkinan resesi akibat kebijakan tarifnya. Ia juga mengatakan bahwa kekhawatiran tersebut adalah omong kosong yang diciptakan oleh pasar.

Ucapan tersebut berdampak buruk terhadap pasar saham dari Amerika Serikat. Hal ini menimbulkan kepanikan dalam pasar, apalagi data perekonomian sejauh ini menunjukkan adanya sinyal perlambatan ekonomi.

“Data ekonomi yang lebih lemah dari perkiraan akan menguntungkan emas,” kata Jim Wyckoff.

Baca Juga: Alasan Trump Enggan Berikan Kejelasan Soal Kebijakan Tarif Amerika Serikat

Investor kini fokus pada data indeks harga konsumen dan indeks harga produsen yang akan menjadi acuan pasar dalam memprediksi langkah dari Federa Reserve (Teh Fed). Para investor sepenuhnya memperkirakan bahwa bank sentral akan memangkas suku bunga pada Juni 2025.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: