- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Pengembang BSD City (BSDE) Bidik Prapenjualan Rp10 Triliun di 2025, Segmen Ini Jadi Andalan
Kredit Foto: Ist
PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) menargetkan prapenjualan Rp10 triliun pada 2025. Pengembang kota mandiri terbesar di Indonesia ini mengandalkan sektor residensial yang diproyeksikan berkontribusi 51% dari total target, sementara segmen komersial menyumbang 34%, dan sisanya berasal dari berbagai lini usaha lainnya.
BSD City, sebagai proyek unggulan BSDE akan menjadi penyumbang terbesar di semua segmen. Di sektor residensial, BSD City diperkirakan meraih Rp1,8 triliun, setara 18% dari total target.
Sementara itu, segmen komersial di BSD City juga ditargetkan mencatat prapenjualan Rp1,7 triliun atau 17% dari total target. Tak hanya BSD City, proyek lainnya seperti Grand Wisata dan Kota Wisata juga dipercaya akan memberikan kontribusi besar terhadap pencapaian BSDE tahun ini.
Baca Juga: Empat Sektor Jadi Sorotan, Hong Kong Jajaki Peluang Investasi di BSD City
"Kami optimis bahwa peluncuran produk baru di BSD City serta proyek perusahaan patungan seperti Nava Park dan Hiera akan terus menarik minat pasar. Selain itu, perkembangan infrastruktur dan ekspansi industri di wilayah sekitar proyek kami, seperti Grand Wisata dan Kota Wisata, turut memperkuat daya tarik hunian yang kami tawarkan," jelas Hermawan Wijaya, Direktur BSDE.
Sepanjang 2024, BSDE mencatatkan kinerja positif dengan perolehan prapenjualan sebesar Rp9,72 triliun, melampaui target awal tahun yang dipatok Rp9,50 triliun. Pencapaian ini menunjukkan pertumbuhan yang stabil dan prospek cerah bagi BSDE di tahun mendatang.
Akuisisi PT Suryamas Dutamakmur Tbk (SMDM) pada 2024 juga diharapkan memberi tambahan kontribusi prapenjualan. Tiga proyek SMDM, yakni Rancamaya, Royal Tajur, dan Harvest City, diproyeksikan menyumbang sekitar 3% dari total target prapenjualan BSDE.
Baca Juga: AEON Supermarket Resmi Hadir di Eastvara BSD City
Selain itu, perpanjangan kebijakan insentif PPNDTP hingga akhir 2025 telah menjadi katalis positif bagi industri properti sejak diterapkan pada November 2023. Insentif ini mendorong daya beli masyarakat dalam memperoleh hunian impian, khususnya di segmen rumah tapak dan apartemen seperti Grand Wisata, Apartemen Southgate, dan Aerium.
"Kami percaya bahwa insentif ini akan terus mendorong pertumbuhan industri properti nasional di tahun depan. Selain itu, strategi kolaborasi melalui skema perusahaan patungan juga menjadi faktor kunci dalam mempercepat pengembangan cadangan lahan, termasuk kontribusi dari akuisisi SMDM yang menambah portofolio kami di sektor hunian," pungkas Hermawan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri
Tag Terkait:
Advertisement