Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Program MENTARI Hadirkan Pembelajaran Lintas Sektor, Dukung NTT Tingkatkan Transisi Energi Rendah Karbon

Program MENTARI Hadirkan Pembelajaran Lintas Sektor, Dukung NTT Tingkatkan Transisi Energi Rendah Karbon Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Program Menuju Transisi Energi Rendah Karbon Indonesia (MENTARI) telah mendukung pemerintah Nusa Tenggara Timur untuk menghasilkan dokumen Rencana Umum Energi Daerah (RUED) Provinsi NTT untuk tahun 2025-2034.

Dokumen RUED yang diserahterimakan kepada Gubernur Provinsi NTT pada hari ini (Selasa, 11/03) akan menjadi referensi bagi pemerintah daerah untuk menentukan peta strategi dan kebijakan transisi energi rendah karbon yang adil dan inklusif di Provinsi NTT. RUED ini perlu menjadi perhatian di tingkat nasional karena berhasil mengintegrasikan prinsip Gender, Disabilitas dan Inklusi Sosial ke dalam rancangan dokumen.

Program MENTARI adalah sebuah program kemitraan bilateral antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Inggris yang bertujuan untuk mewujudkan transisi energi yang adil di Indonesia.

Amanda McLoughin, Direktur Pembangunan Internasional Inggris untuk Indonesia mengatakan, “Kami bangga bahwa program kemitraan MENTARI selama setahun dengan pemerintah NTT telah menghasilkan dokumen RUED pertama Indonesia yang mengintegrasikan prinsip-prinsip gender, disabilitas, dan inklusi sosial (GEDSI). Tonggak sejarah dalam kemitraan Indonesia-Inggris ini menunjukkan komitmen bersama untuk transisi energi yang adil, yang akan terus didukung oleh pemerintah Inggris melalui MENTARI.”

Julio Retana, Team Leader MENTARI mengatakan, “Melalui program MENTARI, kami ingin memastikan bahwa pembangunan rendah karbon di Indonesia bersifat inklusif dan adil. Salah satu pendekatan kami melibatkan setiap tingkatan pemangku kepentingan, dari tingkat nasional hingga regional, sehingga potensi ekonomi rendah karbon Indonesia yang signifikan dapat dimanfaatkan secara efektif.”

Pada kesempatan yang sama, Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur, Emanuel Melkiades Laka Lena menekankan pentingnya kolaborasi dengan MENTARI, “Kolaborasi dalam Program MENTARI ini telah sejalan dengan agenda pemerintah pusat dan pembangunan daerah Ayo Bangun NTT, serta Amanat UUD 1945 Pasal 35 untuk memanfaatkan potensi besar energi terbarukan yang dimiliki NTT.”

Ia menambahkan, “Kami mengapresiasi secara positif pencapaian Program MENTARI yang menjadi contoh nyata dari pembangunan energi terbarukan yang mendorong perekonomian masyarakat. Kami berkomitmen akan terus mendorong Rancanangan Umum Energi Daerah menjadi peraturan daerah sebagai landasan umum untuk pembangunan energi yang lebih adil dan berlanjutan, serta dapat dimanfaatkan untuk seluruh masyarakat NTT.”

NTT masih perlu mengejar tingkat elektrifikasi dengan memanfaatkan potensi sumber energi terbarukan. Untuk itu, pemerintah daerah terus berkomitmen untuk mendorong transisi ke energi bersih dan rendah karbon melalui berbagai kolaborasi. Pengesahan dokumen ini diharapkan dapat membantu Provinsi NTT dalam mengoptimalkan potensi energi terbarukan yang diperkirakan mencapai 26.190 MW, hampir sepertiga diantaranya berupa tenaga surya.

Baca Juga: Pupuk Bersubsidi Rawan Disalahgunakan? Pemerintah Bentuk Pokja Pengawas!

Bertema ‘Membangun Swasembada Energi Bersih dari Desa’, acara ‘Merawat Pengetahuan, Merawat Bumi’ adalah wadah berbagai pembelajaran dan keahlian berdasarkan pengalaman Program MENTARI selama lima tahun, bersama pemerintah daerah, pemangku kepentingan, dan masyarakat di provinsi NTT. Selama dua hari, para pemangku kepentingan dari tingkat provinsi hingga kabupaten, berkesempatan untuk mempelajari Rencana Umum Energi Daerah (RUED) NTT yang inklusif secara langsung.

Sahid Junaidi, Sekretaris Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengatakan, “Pemerintah mengapresiasi implementasi program MENTARI melalui proyek demonstrasi yang telah berhasil membangun PLTS di Mata Redi dan Mata Woga yang diresmikan pada tanggal 26 Agustus 2022 dan diserahkan asetnya kepada pemerintah desa di tahun 2024.”

Tidak hanya di pembangkit listrik, asistensi yang diberikan oleh Program MENTARI juga mencakup asistensi tata kelola kebijakan publik di Provinsi NTT. Bekerja sama dengan IESR dan melalui serangkaian diskusi yang dijalankan, dokumen rancangan RUED Provinsi NTT telah disusun yang bersifat inklusif untuk seluruh lapisan masyarakat. Pemerintah juga memberikan penghargaan terhadap komitmen dan dukungan pemerintah daerah dalam mensukseskan program tersebut.

Sahid menegaskan, “Kementerian ESDM akan terus mengusahakan pembangunan energi yang andal dan berkelanjutan dengan memberikan fasilitas penuh untuk memenuhi kebutuhan energi daerah, khususnya dengan menyediakan akses energi yang merata dan layak untuk seluruh lapisan masyarakat.” Ia berharap kolaborasi pusat dan daerah semakin solid untuk menyediakan akses energi bersih bagi masyarakat di Nusa Tenggara Timur.

MENTARI telah menghabiskan lebih dari satu tahun untuk memfasilitasi, menyediakan sumber daya serta pengetahuan, mengumpulkan data relevan, serta penelitian dan publikasi guna memperkaya dokumen RUED. MENTARI berkolaborasi dengan IESR dalam pemodelan RUED, serta kontribusi Dewan Energi Nasional dan kementerian terkait seperti BAPPENAS, KEMENDESA, ESDM, dan KPPPA.

Baca Juga: Menkop Dorong Kerja Sama Pemerintah Desa dan Masyarakat dalam Pengembangan Kop Des Merah Putih

Dokumen RUED ini menjadi yang pertama di Indonesia yang dikembangkan dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip gender, disabilitas, dan inklusi sosial (GEDSI) serta memperkenalkan mekanisme pemantauan dan evaluasi yang kuat. Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa kebijakan energi tidak hanya melayani tujuan ekonomi dan lingkungan, tetapi juga menegakkan keadilan dan inklusivitas bagi seluruh lapisan masyarakat.

Selain sosialisasi dan penyerahan dokumen RUED, MENTARI juga memperkenalkan berbagai produk pengetahuan yang dihasilkan, sebagai gambaran kontribusi program terhadap transisi energi di Indonesia. Acara ini juga mencakup sesi refleksi melalui video Gender Action Learning for Sustainability, dengan menghadirkan women champion dari Desa Mata Redi dan Mata Woga, Sumba Tengah.

MENTARI juga telah membangun proyek percontohan model energi terbarukan yang dapat direplikasi di kawasan pedesaan, salah satunya adalah teknologi percontohan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) 95 kWp dengan teknologi Smart Meter di Desa Mata Redi dan Mata Woga, Sumba Tengah.

Inisiatif ini telah mampu mengalirkan listrik ke 238 rumah dan fasilitas publik lainnya serta memberdayakan BUM Desa yang telah berhasil memproduksi produk-produk desa unggulan menggunakan energi terbarukan dan masuk ke pasar nasional.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel:

Berita Terkait