
Mantan CEO Nissan yang baru saja dicopot, Makoto Uchida mengakui tanggung jawabnya atas kegagalannya dalam mengerek laba dari Nissan.
Ia mengakui buntut dari kegagalannya dalam menghidupkan kembali perusahaan, sebagaian karyawan menjadi terbelah.
"Memulai dengan cara baru akan menjadi yang terbaik bagi Nissan," kata dia.
Imbas pencopotan Uchida, juga berimbas ke jabatan Wakil Presiden Nissan yang bertanggung jawab atas produksi dan pengembangan teknologi juga akan mengundurkan diri.
Untuk diketahui, rencana awal pada Desember, Nissan dan Honda berencana merger di bawah satu perusahaan induk pada tahun 2026.
Tujuannya adalah memotong biaya pengembangan kendaraan listrik dan perangkat lunak di tengah persaingan global yang semakin ketat dari perusahaan seperti Tesla Inc. asal AS dan BYD Co. asal China.
Namun, pembicaraan tersebut gagal pada bulan Februari ketika terungkap bahwa Honda mengusulkan agar Nissan menjadi anak perusahaannya.
Hal ini didasari kekhawatiran bahwa Nissan belum menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam upaya pemulihan, yang menjadi prasyarat utama untuk integrasi yang direncanakan.
Uchida mengatakan bahwa Nissan memutuskan untuk menghentikan negosiasi karena otonomi mereka tidak dapat dipertahankan di bawah pengaturan tersebut.
Pada bulan November, Nissan mengumumkan rencana untuk memangkas 9.000 pekerjaan dan mengurangi produksi globalnya sebesar 20 persen sebagai bagian dari upaya restrukturisasi.
Uchida, yang menjadi CEO pada tahun 2019, mencoba menyeimbangkan kembali aliansi Nissan yang telah berlangsung puluhan tahun dengan produsen mobil Prancis, Renault SA.
Dia setuju untuk menyamakan kepemilikan saham guna meningkatkan otonomi produsen Jepang tersebut, tetapi ia gagal memperkuat daya saing global Nissan.
Di Amerika Serikat, kurangnya kendaraan hybrid dalam lini produk Nissan menjadi salah satu alasan melambatnya bisnis mereka, mengingat permintaan untuk mobil bertenaga bensin-listrik sangat tinggi di sana.
Keengganan perusahaan untuk memperkenalkan model baru juga menghambat pertumbuhannya di China.Ant
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement