
Komoditas logam mulia kompak menguat menyusul harga emas yang naik signifikan dalam perdagangan di Rabu (12/3). Pasar logam mulia diliputi optimisme menyusul ketidakpastian yang semakin kuat serta terjaganya ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed).
Dilansir dari Reuters, Kamis (13/3), berikut ini adalah catatan pergerakan harga sejumlah komoditas utama dari logam mulai. Semua komoditas kompak membukukan penguatan:
- Emas spot: Naik 0,7% menjadi US$2.935,59 per ons.
- Emas berjangka Amerika Serikat: Naik 0,9% menjadi US$2.946,80 per ons.
- Perak spot: Naik 1,1% menjadi US$33,31 per ons
- Platinum: Naik 1,3% menjadi US$987,40 per ons
- Palladium: Naik tipis 0,2% menjadi US$947,50 per ons
"Kekhawatiran utama masih seputar tarif yang dapat menyebabkan inflasi," kata Bart Melek.
Melek menambahkan bahwa tarif baru dapat meningkatkan harga barang dalam beberapa bulan ke depan, meskipun laporan terbaru menunjukkan bahwa data perekonomian masih cukup terkendali di Amerika Serikat.
Biro Statistik Tenaga Kerja melaporkan indeks harga konsumen (consumer price index/CPI) secara bulanan naik 0,2% di Februari 2025. Angka tersebut lebih rendah dari capaian 0,5% di Januari 2025.
Sementara secara tahunan, data tersebut tercatat naik hingga 2,8%. Angka tersebut sedikit melenceng dari proyeksi pasar yang memperkirakan inflasi mencapai 2,9%.
Adapun angka inflasi inti yang mengecualikan komponen makanan dan energi yang cenderung naik secara bulanan menjadi 0,2% di Februari 2025. Secara tahunan, data inti meningkat 3,1% di Februari 2025.
Federal Reserve (The Fed) kini diperkirakan tetap mempertahankan suku bunga acuannya dalam kisaran 4,25%-4,50%. Meski begitu, pasar tetap yakin bahwa pemangkasan suku bunga akan dimulai di Juni 2025.
"Penurunan inflasi dapat memberi lebih banyak ruang bagi bank sentral untuk menurunkan suku bunga," kata Melek.
Emas cenderung menguat dalam lingkungan suku bunga rendah, karena dianggap sebagai investasi aman selama ketidakstabilan ekonomi dan geopolitik.
Baca Juga: Industri Kian Tertekan Kebijakan Trump, Investor Berpotensi Tinggalkan Amerika Serikat
Pasar kini menantikan data indeks harga produsen (PPI) dan klaim pengangguran mingguan dari Amerika Serikat. Kedua data tersebut dapat memberikan lebih banyak indikasi tentang arah kebijakan moneter The Fed.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement