Perjuangan Paul Van Doren Membuat Sepatu VANS, dari Cleaning Service hingga Punya Merek Legendaris

VANS menjadi salah satu ikon sepatu kets sepanjang masa. Namun, di balik kesuksesan VANS yang telah berdiri puluhan tahun, tersimpan kisah perjuangan keras sang pendiri, Paul Van Doren.
Paul Van Doren lahir pada 12 Juni 1930 di Boston, Massachusetts, Amerika Serikat. Ia adalah anak laki-laki dari pasangan Rena dan Johnson Van Doren. Pada usia 16 tahun, Paul memutuskan untuk berhenti sekolah dan menghabiskan waktunya dengan menonton serta mengikuti kompetisi balap kuda.
Balap kuda menjadi olahraga yang sangat digemarinya, bahkan ia dijuluki "Dutch the Clutch" karena kemahirannya. Namun, ibunya tidak menyukai kegemaran tersebut dan mendaftarkannya untuk bekerja di pabrik sepatu keds bernama Randy's.
Di Randy's, Paul memulai karirnya dari posisi paling bawah, yaitu sebagai cleaning service. Berkat ketekunan dan kegigihannya, ia berhasil naik jabatan hingga dipercaya untuk membuat sepatu yang akan dijual.
Kehadiran Paul membawa pengaruh positif bagi lingkungan pabrik, bahkan pamor Randy's yang sempat meredup kembali bersinar. Kinerjanya yang luar biasa membuat Paul diangkat menjadi wakil presiden Randy's. Setelah 20 tahun bekerja di sana, Paul memutuskan untuk mundur dan merintis bisnis sepatunya sendiri.
Pada 1 Maret 1966, Paul bersama adiknya dan tiga sahabatnya mendirikan Van Doren Rubber Company, yang memproduksi sepatu VANS. Toko pertama VANS sering disebut sebagai "The Birth of The California Style."
Pelanggan pertama mereka hanya 12 orang yang membeli model Vans Dek, yang kini lebih dikenal dengan tipe Authentic. Sepatu-sepatu buatan Paul dengan cepat mencuri hati masyarakat, sehingga bisnisnya berkembang pesat. Pada akhir 1970-an, Paul bahkan berhasil mendirikan 70 toko di California.
Pada tahun 1976, Paul memutuskan untuk mundur dan menyerahkan kepemimpinan VANS kepada adiknya, Jim. Namun, di bawah kepemimpinan Jim, VANS mengalami kemunduran yang signifikan. Jim berambisi untuk memasuki pasar olahraga dan bersaing dengan merek besar seperti Nike, Adidas, dan Puma.
Paul, yang saat itu menjadi dewan penasihat, menentang rencana tersebut karena merasa produk VANS belum siap. Sayangnya, Jim tidak mengindahkan nasihat Paul dan melanjutkan proyeknya, yang akhirnya gagal dan meninggalkan hutang sebesar 12 juta dolar. Hutang ini baru bisa dilunasi setelah tiga tahun. Akibatnya, Paul mengeluarkan Jim dari perusahaan dan kembali menjadi pemilik tunggal VANS.
Pada tahun 1990-an, VANS perlahan bangkit dan kembali menjadi sepatu kets favorit masyarakat. Desainnya yang klasik dan tak lekang oleh waktu berhasil menarik perhatian generasi baru. Meskipun mencatat kinerja yang menurun beberapa tahun belakangan, VANS memiliki lebih dari 2.000 gerai di 84 negara dan membuktikan diri tetap relevan bagi banyak orang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Advertisement