
Le Jun pria asal Tiongkok Cina ini berhasil membuktikan bahwa seorang introvert juga bisa meraih kesuksesan dengan menjadi pengusaha. Pria kelahiran 1969 itu dikenal sebagai sosok pendiam yang suka membuktikan sesuatu dengan hasil kerja.
Ketertarikan Le Jun dalam dunia teknologi telah ada sejak dirinya masih duduk di bangku perkuliahan. Di mana ketika masih mengenyam perkuliahan, Le Jun mengidolakan Steve Job pendiri Apple.
Kisah inspirasi dari Steve Job dalam mendirikan Apple mendorong Le Jun untuk terjun dalam bisnis yang serupa. Akhirnya setelah menyelesaikan pendidikannya di jurusan ilmu komputer Universitas Wuhan pada tahun 1991, Le Jun memutuskan untuk melamar pekerjaan di perusahaan software.
Di perusahaan tersebut ia mengambil posisi sebagai engineer. Melihat kinerja Le Jun yang bagus selama berada di perusahaan software tersebut, membuatnya berhasil naik jabatan sebagai CEO Kingsoft pada tahun 1998.
Selama menjabat sebagai CEO di Kingsoft pertumbuhan perusahaan mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal itu bisa dilihat dari keberhasilan Le Jun sebagai investor di berbagai perusahaan seperti UC web, YY , Vancl.com.
Dikarenakan kesehatannya yang menurun akhirnya di tahun 2007, Le Jun memutuskan untuk resign dari perusahaan tersebut. Kemudian di tahun 2008 dengan berbekalkan pengalaman kerjanya selama ini,Le Jun didapuk sebagai ketua di UC web. Namun posisinya itu tidak berlangsung lama.
Tepat di tahun 2010, Le Jun memilih untuk mendirikan bisnis sendiri. Bersama dengan mantan eksekutif Google Lin bin, ia mendirikan Xiaomi tech. Pada saat mendirikan bisnis teknologi ini, Lee Joon memiliki visi ingin membuat smartphone murah tetapi berkualitas tinggi.
Baca Juga: Lirik Pasar Mobil Listrik, Pendapatan Xiaomi Naik Hampir 50%
Berkat visi misi itulah akhirnya penjualan Xiaomi berhasil menepati posisi ketiga sebagai perusahaan smartphone yang produknya sangat diminati. Hebatnya pada tahun 2013, Xiaomi berhasil mempekerjakan mantan eksekutif Google Hugo Barra sebagai petugas yang mengawasi ekspansi internasional di perusahaannya.
Pada tahun 2014, Xiaomi kembali melakukan inovasi baru dengan membuat ponsel murah tetapi memiliki spesifikasi unggul. Kala itu untuk mendongkrak penjualan Xiaomi mencoba memakai strategi pemasaran yang terbilang unik.
Di mana ia memasarkan produknya hanya secara online. Melalui strategi marketing yang cukup unik itu membuat hanya butuh beberapa waktu saja produk terbarunya berhasil diminati banyak orang. Bahkan waktu itu Xiaomi mampu masuk ke posisi 3 sebagai merek Smartphone terlaris di dunia.
Hingga tahun 2020, nilai kapitalisasi Xiaomi mencapai angka 1.410 triliun. Tidak sampai di situ tak saja selang satu tahun berikutnya, perusahaan teknologi ini berhasil masuk dalam jajaran 100 brand paling bernilai di dunia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement