Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Swasembada Pangan: Bulog Sragen Pastikan Stok Beras Tetap Aman

Swasembada Pangan: Bulog Sragen Pastikan Stok Beras Tetap Aman Kredit Foto: Bulog
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perum Bulog kian mengoptimalkan operasional Sentra Penggilingan Padi (SPP) Sragen guna menyerap gabah petani secara maksimal selama masa musim panen raya.

Dengan kapasitas pengeringan mencapai 120 ton per siklus dan penggilingan 6 ton per jam, langkah tersebut diharapkan bisa memperkuat Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sekaligus mendukung ketahanan pangan nasional.

Dalam keterangannya, General Manager Unit Bisnis Industri Bulog, Andy Nugroho, menjelaskan bahwa saat ini SPP Sragen beroperasi penuh dengan dua hingga tiga shift guna mengimbangi volume panen yang tinggi di wilayah Solo Raya.

"Gabah yang masuk ke SPP Sragen berasal dari berbagai daerah di Solo Raya. Kami sudah mulai membeli dari petani sejak Februari 2025 dengan harga Rp6.500 per kilogram, sesuai dengan ketentuan pemerintah," ujar Andy, Sabtu (22/3/2025).

Baca Juga: Jelang Panen Raya 2025, Bulog Serap 300 Ribu Ton Beras

Wilayah Solo Raya yang mencakup Boyolali, Surakarta, Karanganyar, Wonogiri, Sukoharjo, Sragen dan Klaten memang dikenal sebagai salah satu lumbung pangan utama di Indonesia. Maka dari itu, Bulog Cabang Surakarta memanfaatkan momentum panen raya tersebut untuk meningkatkan serapan gabah guna menjaga stabilitas stok beras nasional.

Bulog, selain mengandalkan SPP Sragen, juga menggandeng penggilingan swasta sebagai mitra maklon guna mempercepat proses pengolahan. Hingga saat ini, total gabah yang telah terserap dari Solo Raya mencapai 5.000 ton dengan 2.000 ton di antaranya diolah langsung di SPP Sragen.

Lebih lanjut, sebagai upaya meningkatkan efisiensi, Bulog Surakarta juga menggunakan teknologi pengeringan (dryer) terbaru yang mampu mengeringkan gabah dalam waktu singkat yakni 24 hingga 48 jam saja tergantung jenis mesin yang digunakan. Dengan kapasitas pengeringan sekitar 600 ton per hari, Bulog memastikan kualitas gabah tetap terjaga sebelum masuk tahap penggilingan.

Sementara itu, Wakil Pemimpin Cabang Bulog Surakarta, Dicky Yusfarino, menambahkan bahwa strategi penyerapan gabah dilakukan dengan dua skema, yaitu jemput bola langsung ke petani dan melalui mitra maklon.

"Kami ingin memastikan stok beras tetap aman. Dengan pengolahan maksimal di SPP Sragen serta kerja sama dengan mitra penggilingan lainnya, kami optimis dapat memenuhi kebutuhan cadangan pangan nasional," kata Dicky.

Dengan langkah strategis ini, Bulog berharap dapat berkontribusi dalam program swasembada pangan yang telah dicanangkan pemerintah serta memperkuat ketahanan pangan nasional dalam jangka panjang.

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Istihanah

Advertisement

Bagikan Artikel: