Cerita Jahja Santoso Pendiri Sanbe Farma, dari Produksi Obat Generik Rumahan hingga Punya RS Santosa Bandung International Hospital

Siapa sangka, salah satu perusahaan farmasi terbesar di Indonesia, Sanbe Farma, berawal dari usaha kecil-kecilan di rumah? Jahja Santoso, sang pendiri, memulai perjalanannya dengan meracik dan menjual obat generik dari kediamannya sendiri.
Setelah lulus dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1968, pria kelahiran 18 Januari 1945 ini memilih untuk mengembangkan bisnis farmasi dengan tekad dan kerja keras.
Ketekunannya membuahkan hasil. Toko obatnya semakin berkembang hingga ia tak lagi mampu menampung permintaan. Pada 1981, ia mengambil langkah besar dengan mendirikan pabrik pertamanya di Leuwigajah, Bandung. Keputusan ini ternyata sangat tepat karena Sanbe Farma tumbuh pesat berkat kualitas produk dan manajemen yang solid.
Sanbe Farma tidak hanya menguasai pasar domestik, tetapi juga merambah 20 negara melalui operasi internasional. Perusahaan ini menjalin kemitraan dengan perusahaan farmasi ternama di Amerika Utara dan Eropa, seperti Zambon Group (1987) dan Menarini (1989).
Kini, Sanbe Farma memiliki 8 fasilitas manufaktur berstandar internasional (cGMP), 37.000 dokter mitra, 1.000 perwakilan medis, 8.000 karyawan, dan lebih dari 150 produk farmasi.
Selain Sanbe Farma, Jahja juga mendirikan beberapa perusahaan lain, seperti:
- PT. Caprifarmindo Laboratories (produk farmasi)
- PT. Caprifarmindo - Veterinary Division (obat hewan)
- PT. Bina San Prima (distribusi produk kesehatan)
Tak hanya sukses di industri farmasi, Jahja Santoso juga berkontribusi besar di bidang kesehatan dengan mendirikan RS Santosa Bandung International Hospital, sebuah rumah sakit berstandar internasional yang bekerja sama dengan rumah sakit ternama di Australia (Epworth Hospital Melbourne) dan Singapura (SingHealth).
Di bidang sosial, ia aktif melalui Santoso Charity Foundation, yang mengelola 75 panti asuhan dan memberikan beasiswa kepada 2.000 siswa. Jahja juga menjabat sebagai Konsul Kehormatan Latvia untuk Jawa Barat dan Bali, menunjukkan pengaruhnya di kancah internasional.
Jadi langkah bisnis yang matang, Jahja Santoso tidak hanya fokus pada farmasi. Ia juga berinvestasi di sektor perhotelan, termasuk Holiday Inn Bandung dan Ibis Hotel Semarang, membuktikan bahwa visi bisnisnya melampaui satu industri.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement