Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Permintaan Safe-haven Meroket, Harga Emas Hampir Sentuh US$3.200

Permintaan Safe-haven Meroket, Harga Emas Hampir Sentuh US$3.200 Kredit Foto: Antara/Donny Aditra
Warta Ekonomi, Jakarta -

Harga logam mulia bergejolak menyusul harga emas yang meroket tinggi dalam perdagangan di Kamis (10/4). Pasar emas mengalami lonjakan permintaan menyusuk memuncaknya ketegangan perdagangan dari China-Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari Reuters, Jumat (11/4), berikut ini adalah catatan pergerakan harga sejumlah komoditas logam mulia global. Harga emas menjadi sorotan karena hampir memecahkan rekor tertingginya:

  • Emas spot: Naik 2,6% menjadi US$3.160,82 per ounce.
  • Emas berjangka AS: Menguat 3,2% ke US$3.177,50 per ounce.
  • Perak spot: Turun 0,5% menjadi US$30,88 per ounce.
  • Platinum: Melemah 0,5% ke US$932,41 per ounce.
  • Palladium: Jatuh 1,4% menjadi US$918,45 per ounce.

Lonjakan harga emas terjadi usai memanasnya ketegangan dagang akibat penerapan tarif baru oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump ke China. Trump diketahui menaikkan tarif terhadap negara tersebut dari 104% menjadi 125%.

“Emas kembali menarik perhatian sebagai aset lindung nilai dan menuju rekor tertinggi baru,” kata Analis Pasar Senior Tradu.comNikos Tzabouras.

Harga emas juga terdorong oleh melemahnya Dolar AS. Kekuatan dolar yang turun membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lain yang berada di luar AS.

AS juga menjadi sorotan karena data inflasi terbaru menunjukkan penurunan harga konsumen secara tak terduga di Maret 2025. Namun analis memperkirakan tekanan inflasi akan kembali meningkat akibat tarif baru terhadap China.

Federal Reserve (The Fed) kini diperkirakan akan mulai memangkas suku bunga kembali pada bulan Juni 2025.  The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga hingga 100 basis poin hingga akhir 2025.

Baca Juga: Optimisme Investor Bursa Eropa Melejit Usai Trump Jeda Implementasi Tarif AS

“Namun, prospek tercapainya kesepakatan dagang dengan sejumlah negara bisa membatasi potensi kenaikan emas, apalagi jika ekspektasi pelonggaran suku bunga mulai surut,” jelas Tzabouras.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: