Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Awas, Kekurangan Zat Besi Dapat Sebabkan Prestasi Anak Menurun

Awas, Kekurangan Zat Besi Dapat Sebabkan Prestasi Anak Menurun Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ada yang tak kalah beresiko selain kekurangan protein pada anak, yaitu kekurangan zat besi. Anak yang kekurangan zat besi dalam masa tumbuh kembangnya beresiko mengalami anemia defisiensi zat besi. Apa itu? 

Defisiensi zat besi atau kekurangan zat besi dapat mengganggu pertumbuhan pada anak. Sebab, zat besi merupakan zat yang esensial bagi tumbuh kembang anak karena jika asupan zat besi tidak mencukupi, produksi hemoglobin akan terganggu, sehingga anak berisiko mengalami anemia.

Dokter spesialis anak dari RSIA Bina Medika Bintaro, dr. Rizki Aryo Wicaksono, Sp.A, mengatakan memiliki dampak jangka panjang yang bisa berakibat fatal. Salah satunya adalah gagalnya tumbuh organ pada anak karena kekurangan asupan oksigen.

"Jangka pendeknya, pasti anaknya jadi kekurangan sistem pertahanan tubuh, karena sel darah merahnya tidak terdistribusi dengan baik. Jangka panjangnya, karena kekurangan oksigen terus, nanti jadi gagal tumbuh. Organ-organnya tidak mendapatkan oksigen dan akhirnya menjadi gagal tumbuh," kata dr. Rizki. 

Selain itu, defisiensi zat besi juga dapat mengakibatkan anemia yang membuat kelelahan dan kelemahan fisik. Bila di abaikan, tentu saja hal ini membuat anak susah dalam belajar. 

“Yang lebih parahnya lagi, kalau misalkan oksigen itu tidak mencapai ke otak. Akhirnya anak-anak lebih cenderung tidak fokus, lesu, prestasi akhirnya menurun,” ucap dr. Rizki

Guna mencegah permasalahan defisiensi zat besi, dr. Rizki menyebut orang tua memberikan protein hewani pada anaknya. Mulai dari daging merah hingga sea food seperti ikan. 

Baca Juga: Pemerintah Indonesia dengan Turkiye Sepakat Kolaborasi di Bidang Kesehatan dan Pertahanan

“Bisa dengan daging merah. Atau enggak bisa juga dengan ikan-ikan laut,” ucap dr. Rizki

Selain itu, dia menyebut pangan terfortifikasi juga dapat menjadi pilihan untuk memenuhi zat besi pada anak. Beberapa contoh pangan terfortifikasi yakni seperti susu yang diperkaya zat besi, sereal sarapan, dan roti yang ditambahkan nutrisi.

Pangan terfortifikasi adalah makanan yang telah diperkaya dengan nutrisi tambahan, seperti zat besi, untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi harian. Selain itu pangan terfortifikasi sudah diformulasikan sehingga mengandung makronutrien dan mikronutrien yang dibutuhkan anak.

"Kalau makanan terfortifikasi itu kan sudah diformulasi ya. Jadi sebenarnya di bagian makanan itu dia ada makronutrien dan mikronutrien. Zat besi itu dia salah satu dari mikronutrien," ungkap dr. Rizki.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: