Bumerang Trump, Ketegangan Tarif Impor Guncang Keyakinan Investor Dolar AS
Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Dolar Amerika Serikat (Dolar AS) kembali tergelincir dalam perdagangan di Jumat (11/4). Pasar bimbang hingga perlahan meninggalkan mata uang tersebut akibat ketidakpastian terkait perang tarif dari China-AS.
Dilansir dari Reuters, Senin (14/4), Indeks Dolar (DXY) yang mengukur kekuatan greenback terhadap sekeranjang mata uang global lainnya turun 0,56% menjadi 99,958. Capaian tersebut menyentuh titik terendah sejak April 2022.
Baca Juga: Musim Laporan Keuangan Dimulai, Wall Street Dipenuhi Optimisme Meski Hadapi Efek Kebijakan Trump
Kepala Global FX Jefferies, Brad Bechtel mengatakan dolar terseret efek kebijakan tarif hingga perang dagang yang dikobarkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Dolar terseret dalam aksi jual global yang meluas ke pasar saham dan bahkan instrumen safe-haven seperti obligasi pemerintah AS. Imbal hasil obligasi 10-tahun AS berada di jalur kenaikan mingguan terbesar sejak 2001.
“Pelemahan dolar didorong oleh pandangan bahwa keunggulan ekonomi AS mulai memudar, disertai potensi resesi yang membayangi,” ujar Bechtel.
Dolar juga tertekan akibat banyaknya investor valas yang melakukan diversifikasi ke mata uang safe-haven seperti yen dan franc. Bechtel menyebut fenomena ini sebagai rotasi besar dari ketergantungan global pada dolar.
“Investor asing mulai melakukan diversifikasi dari dolar ke wilayah lain seperti zona euro, dan mereka kini merasa perlu melakukan lindung nilai terhadap risiko mata uang," jelas Bechtel.
Baca Juga: Harga Minyak Bergejolak Usai Trump Ancam Hentikan Ekspor Minyak Iran
Sementara itu, data ekonomi terbaru menunjukkan sentimen konsumen merosot tajam pada April 2025 di AS. Ekspektasi inflasi 12 bulan ke depan melonjak ke level tertinggi sejak 1981.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement