Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Minyak Bergejolak Usai Trump Ancam Hentikan Ekspor Minyak Iran

Harga Minyak Bergejolak Usai Trump Ancam Hentikan Ekspor Minyak Iran Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Harga minyak mentah dunia kembali bangkit dalam perdagangan di Jumat (11/4). Pasar menyoroti ancaman geopolitik terbaru dari Amerika Serikat (AS) ke Iran.

Dilansir dari Reuters, Senin (14/4), Brent Crude ditutup naik 2,26% menjadi US$64,76. Sementara West Texas Intermediate (WTI) Crude menguat 2,38% dan ditutup di US$61,50.

Baca Juga: Ingatkan Percepatan Perizinan, Bahlil Dorong Sikap Responsif Sektor Migas dan Minerba

Presiden Lipow Oil Associates, Andrew Lipow menyebut bahwa pasar menyambut baik komentar dari Menteri Energi Amerika Serikat, Chris Wright. Ia diketahui mengatakan bahwa pihaknya bisa menghentikan ekspor minyak sebagai bagian dari upaya menekan program nuklir dari dari Iran,

“Penegakan ketat terhadap pembatasan ekspor minyak negara tersebut akan mengurangi pasokan minyak global,” kata Lipow.

Pernyataan Wright mendorong harga minyak naik setelah seminggu penuh gejolak pasar, yang dipicu oleh rezim tarif baru dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Eskalasi perang dagang memaksa para pelaku pasar untuk kembali menghitung risiko geopolitik yang mempengaruhi pasar energi global.

Trump diketahui menaikkan tarif terhadap China. Hal tersebut dibalas dengan tarif 125% terhadap barang-barang AS. Perselisihan berkepanjangan antara dua ekonomi terbesar dunia itu berpotensi menurunkan volume perdagangan global dan mengganggu jalur distribusi, yang pada akhirnya dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi global dan menekan permintaan minyak.

Adapun Administrasi Informasi Energi (EIA) Amerika Serikat kembali menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global dan memperingatkan bahwa perang tarif bisa menjadi hambatan signifikan bagi harga minyak. EIA juga memangkas proyeksi permintaan minyak untuk tahun ini dan tahun depan.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Turun, BP AKR Siap Evaluasi Harga BBM

China juga diprediksi akan mengalami perlembatan pertumbuhan ekonomi akibat tekanan dari tarif AS. Dampaknya bisa menjadi katastrofik bagi negara-negara berkembang yang bergantung pada perdagangan global dan ekspor komoditas energi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: