Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Alumina Yes, Bauksit No! MIND ID 'Goda' Arab Saudi Bangun Smelter Baru

Alumina Yes, Bauksit No! MIND ID 'Goda' Arab Saudi Bangun Smelter Baru Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Holding Industri Pertambangan Indonesia, MIND ID, tengah menjajaki peluang kerja sama strategis dengan Arab Saudi di sektor aluminium. Diskusi itu merupakan tindak lanjut dari kunjungan Menteri Energi, Sumber Daya Mineral, dan Industri Arab Saudi ke Indonesia, yang membuka jalan bagi pengembangan proyek bersama di bidang smelter grade alumina (SGA) dan investasi MIND ID di Timur Tengah.

Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID, Dilo Seno Widagdo, menegaskan bahwa Indonesia tak lagi mengekspor bauksit mentah, dan Arab Saudi hanya dapat membeli alumina yang telah diolah. Namun, stok alumina Indonesia saat ini sudah seluruhnya terserap pasar.

“Sebenarnya mereka butuh bauksit dari kita. Tapi saya bilang, nggak bisa. Bauksit dari Indonesia sudah tidak diekspor lagi. Kalau mau, silakan beli alumina dari kami. Tapi untuk alumina yang tersedia sekarang, maaf, semuanya sudah terjual. Sudah dibeli pihak lain," ujar Dilo dalam jumpa media di Jakarta, Kamis (17/4/2025).

Baca Juga: Tembaga RI Bebas dari Tarif AS, Kok Bisa? Ini Jurus Rahasia MIND ID!

Arab Saudi, kata Dilo, sedang mencari pasokan bauksit berkualitas tinggi untuk menggenjot ambisinya sebagai hub baru komoditas aluminium global, mengikuti jejak Uni Emirat Arab dengan perusahaan Emirates Global Aluminium (EGA). Namun, cadangan bauksit di Saudi dinilai berkualitas rendah.

“Cadangan mereka low grade dan bercampur pasir, jadi tidak ekonomis untuk diolah langsung,” jelasnya.

Di sisi lain, MIND ID memiliki pengalaman dan kapasitas dalam pengembangan alumina, seiring diberlakukannya larangan ekspor bauksit mentah oleh pemerintah. Namun, untuk memenuhi kebutuhan Arab Saudi, Dilo menekankan pentingnya pendekatan investasi bersama dalam pembangunan fasilitas baru.

“Kalau mereka butuh, kita bisa bangun fasilitas baru. Tapi dengan pendekatan investasi bersama,” katanya.

Baca Juga: Menteri Arab Saudi Kunjungi MIND ID Ini yang Dibahas

Menurut Dilo, Arab Saudi menawarkan keunggulan berupa biaya energi yang sangat murah, yakni hanya sekitar 3–4 sen dolar AS per kWh. Ini menjadi insentif besar untuk membangun industri aluminium berbiaya rendah di negara tersebut.

“Saya tanya ke mereka, energi di sana berapa? Ternyata cuma 3–4 sen. Itu kompetitif sekali. Kalau begini, kita bisa pertimbangkan investasi bersama. Tapi tentu, kebutuhan aluminium dalam negeri tetap harus bisa kami penuhi,” tegas Dilo.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: