
Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID, Dilo Seno Widagdo, membeberkan strategi perusahaan dalam merespons kebijakan tarif impor komoditas asal Indonesia yang diberlakukan Pemerintah Amerika Serikat (AS). Salah satu langkah kuncinya adalah penguatan kontrak jangka panjang yang sukses menekan tarif ekspor tembaga menjadi nol persen.
“Jauh sebelum Pakde Trump bikin kebijakan yang sekarang, kami sudah memetakan dampaknya. Kami tahu kemungkinan pasar akan mengecil dan harga bisa tertekan. Maka langkah kami adalah menguatkan long term contractdan mengurangi eksposur terhadap pasar spot,” kata Dilo dalam sesi jumpa pers di Jakarta, Kamis (17/4/2025).
Dilo menegaskan, strategi ini terbukti efektif dalam menjaga pendapatan holding industri pertambangan negara tersebut, sekaligus menghindari volatilitas pasar global. Selain kontrak panjang, efisiensi biaya operasional menjadi fokus utama setiap entitas anak perusahaan di bawah MIND ID.
Baca Juga: Bukan Kaleng-Kaleng, MIND ID Sodorkan Proyek EV & Aluminium ke Danantara
“Semua kegiatan anggota holding harus punya cash cost yang lebih rendah dari average selling price. Kalau tidak, bisa collapse. Kita lihat sekarang, banyak smelter nikel di Filipina dan Australia yang tumbang karena biaya produksinya tinggi, sementara harga sedang rendah,” ungkapnya.
Terkait kebijakan tarif baru dari pemerintahan AS, Dilo menyebut tidak semua komoditas terkena tarif tinggi seperti yang ramai diberitakan. Ia mencontohkan, tembaga tidak dikenakan tarif sama sekali, sementara timah hanya 11 persen.
“Kalau dibaca rinci, tidak semua mineral dikenakan tarif tinggi. Tembaga malah nol persen, timah hanya 11 persen. Jadi angka 32 persen itu tidak bisa dijadikan ukuran rata,” jelasnya.
Baca Juga: Menteri Arab Saudi Kunjungi MIND ID Ini yang Dibahas
MIND ID juga aktif melakukan advokasi kebijakan sejak awal. Menurut Dilo, kedekatan strategis antara Freeport—mitra MIND ID di sektor tembaga—dengan lingkungan politik di AS turut menjadi faktor.
“Kenapa tembaga kena nol persen? Ya karena ada Freeport, dan itu tetangganya Pakde Trump. Jadi, secara strategi diplomatik dan bisnis, kami tidak tinggal diam,” ujarnya.
Dengan kombinasi antara mitigasi risiko pasar, efisiensi operasional, dan diplomasi strategis, MIND ID optimistis dapat menjaga ketahanan sektor pertambangan nasional di tengah dinamika perdagangan global yang kian kompetitif.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement