Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Update Negosiasi Tarif Trump: Indonesia Berencana Impor BBM AS

Update Negosiasi Tarif Trump: Indonesia Berencana Impor BBM AS Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa rencana impor energi dari Amerika Serikat (AS) tidak lagi terbatas pada liquefied petroleum gas (LPG) dan minyak mentah (crude oil), tetapi kini juga mencakup bahan bakar minyak (BBM). Perluasan komoditas ini dilakukan untuk menyeimbangkan neraca perdagangan Indonesia dengan AS yang dinilai timpang.

”Kita tahu bahwa neraca kita kan surplus sekitar 14,5 menurut Badan Pusat Statistik (BPS), tapi kemudian dalam pencatatan di Amerika kan berbeda. Itu lebih dari 14,5. Dan salah satu strategi untuk kita membuat keseimbangan adalah kita membeli LPG, crude, dan BBM dari Amerika. Nilainya untuk bisa memberikan keseimbangan terhadap neraca perdagangan kita,” ucap Bahlil di Istana Presiden, Jakarta, Kamis (18/04/2025).

Baca Juga: Susul Trump, Bank Dunia Desak Negara Berkembang Longgarkan Tarif Perdagangan

Menurut Bahlil, langkah ini merupakan bagian dari strategi diplomasi dagang yang sedang ditempuh pemerintah. Saat ini, perundingan perdagangan antara Indonesia dan AS tengah berlangsung, di mana pihak RI dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Nilai impor dari ketiga jenis energi tersebut diperkirakan akan melebihi US$10 miliar. Namun, Bahlil menegaskan bahwa rencana ini tidak akan menambah kuota impor nasional maupun membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

“Ini kita switch aja, kita pindah aja ke amerika, dan itu tidak membebani APBN dan juga tidak menambah kuota impor kita,” jelasnya.

Pemerintah berharap, dengan langkah penyeimbangan ini, Amerika Serikat dapat menurunkan tarif terhadap produk-produk ekspor Indonesia. Hal ini menjadi bagian dari negosiasi timbal balik yang diharapkan menguntungkan kedua belah pihak.

Baca Juga: Bos PLN Sebut Hidrogen Lebih Murah Dibanding BBM, Ini Perbandingannya

"Ini kan bagian daripada bagaimana membangun keseimbangan. Kalau dengan harapan neraca perdagangan kita sudah seimbang, bahkan mungkin bisa mereka (AS) surplus, katakanlah kalau itu terjadi, harapannya tarifnya diturunkan dong,” tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: