
Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo, menyatakan bahwa penggunaan hidrogen sebagai bahan bakar kendaraan lebih ekonomis dibandingkan bahan bakar minyak (BBM). Saat ini, PLN memiliki kelebihan pasokan (excess supply) hidrogen sebesar 128 ton per tahun yang berasal dari operasional pembangkit listrik. Hal ini memungkinkan BUMN kelistrikan tersebut menawarkan solusi energi yang lebih ramah lingkungan dengan biaya rendah.
Darmawan menjelaskan, efisiensi biaya operasional kendaraan berbahan bakar hidrogen jauh lebih tinggi dibandingkan kendaraan berbahan bakar fosil.
“Satu kilometer mobil Innova, kalau menggunakan bensin biayanya Rp1.300 per kilometer. Kalau pakai mobil listrik, kalau home charging biayanya sekitar Rp300 per kilometer, kalau pakai SPKLU harganya Rp550 per kilometer. Nah, kalau pakai hidrogen dari PLN, karena ini excess supply. Tidak ada investasi pembangkit, tidak ada investasi elektrolisis, ini hanya Rp550 per kilometer, jadi lebih murah daripada pakai bensin, karena hidrogennya setengah gratis,” kata Darmawan dalam acara Global Hydrogen Ecosystem 2025 di Jakarta, Selasa (15/4/2025).
Baca Juga: Diluncurkan 2023, Begini Perkembangan 215 Rencana Aksi Pengembangan Hidrogen di Indonesia
Kelebihan pasokan hidrogen ini berasal dari produksi yang awalnya dimanfaatkan untuk sistem pendinginan pembangkit. Dengan excess supply sebesar 128 ton per tahun, PLN dapat mengalihfungsikan hidrogen tersebut untuk kendaraan tanpa investasi tambahan pada pembangkit atau fasilitas elektrolisis. Hal ini membuat biaya hidrogen lebih murah karena infrastruktur pembangkit yang digunakan sudah tersedia.
Meski demikian, Darmawan menyebutkan bahwa biaya produksi hidrogen dari pembangkit baru seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) memang lebih tinggi, yaitu sekitar Rp1.200 hingga Rp1.300 per kilometer. Namun, ia tetap optimistis bahwa dalam jangka panjang, hidrogen tetap menjadi opsi yang kompetitif, baik dari sisi biaya maupun dampaknya terhadap lingkungan.
PLN juga telah mengoperasikan Hydrogen Refueling Station pertama di Senayan dan berencana memperluas jaringan tersebut ke berbagai wilayah. Melalui inisiatif ini, PLN menargetkan mendorong penggunaan hidrogen di sektor transportasi sebagai bagian dari kontribusi dalam upaya dekarbonisasi nasional.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement